3. Periksa Legalitas dan Sertifikasi
Pastikan lembaga atau platform yang Anda pilih memiliki legalitas dan sertifikasi yang jelas. Legalitas ini bisa berupa izin operasi, sertifikat halal, dan lainnya yang menunjukkan bahwa mereka resmi dan dapat dipercaya.
4. Hindari harga murah
Periksa apakah Anda dapat menemukan seekor kambing yang bernilai Rp1, 5 juta atau Rp2 juta. Kambing premium seringkali berharga antara Rp2, 5 hingga Rp3 juta; jika memungkinkan, harap bayar lebih. Ia menyatakan, ” Kalau sapi itu biasanya Rp21 juta.”
“Khawatirkan saja biaya kebohongan atau jebakan; tidak ada apa-apa di balik itu. Namun, ingatlah bahwa tidak semua harga murah itu salah; kembali dan periksa institusi yang disebutkan sebelumnya.”
5. Tidak ada dokumentasi
Baca Juga:Upaya Heroik Petugas Dapur Untuk Melayani Jemaah Haji dengan Makanan BergiziNilai Tukar Rupiah Ambruk Terhadap Dolar AS: Dampak Buruk Bagi Keuangan Masyarakat dan Pemerintah
Noor menyatakan bahwa semua informasi, termasuk identitas, harus disimpan di tempat yang resmi. Laporan mengenai hewan kurban, penerima hewan kurban, dan prosedur penyembelihan serta pendistribusiannya harus disampaikan selain informasi nama dan nama keluarga.
“Beribadah dengan berkurban bukan berarti menghitung biaya atau mencari makanan termurah selagi ada. Namun, dalam situasi keuangan yang lebih rendah, menghitung biaya dapat diterima selama seseorang tetap waspada dan membuat keputusan yang jelas,” ujar Noor Achmad.
6. Meminta data pribadi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyertakan saran tambahan mengenai cara menghindari penipuan oleh badan amal palsu yang mendistribusikan hewan kurban. Permintaan informasi pribadi sering terjadi dalam beberapa situasi penipuan.
Permintaan semacam kata sandi (OTP) atau PIN untuk mengklik tautan juga menimbulkan beberapa kasus penipuan.