KBEONLINE.ID– Baru-baru ini, slang ‘Aura Magrib’ menjadi populer di internet ketika para netizen mengejek artis Fuji dengan penampilannya. Ungkapan ini menggambarkan penampilan seseorang yang menunjukkan bahwa mereka terlihat tidak segar seperti sore hari menjelang Magrib.
Pernyataan ini sering digunakan oleh pengguna media sosial sebagai bentuk sindiran ringan, namun juga sering memicu diskusi tentang batasan-batasan apa yang merupakan komentar online yang pantas. Fenomena ini menunjukkan betapa mudahnya bahasa gaul menyebar dan mendapatkan popularitas di kalangan pengguna internet, serta efek yang ditimbulkannya terhadap mereka yang menjadi ledekan.
Semuanya berawal dari video lama Fuji yang dibagikan secara luas, saat ia berjoget dengan seorang pria. Fuji memiliki penampilan yang sedikit berbeda dengan rambut pendek di atas leher.
Baca Juga:Stetoskop AI: Inovasi Terbaru Dalam Dunia Medis, Apa Kelebihannya?Berapa Juta Penjudi Online di Indonesia? Simak Fakta dan Angka Terbaru!
Setelah video tersebut menjadi viral, banyak pengguna internet yang berkomentar negatif tentangnya. Banyak yang mengomentari kecantikan Fuji, menggambarkannya memiliki “aura Maghrib”.
Marion Jola, penyanyi yang bekerja sama dengan artis tersebut, baru-baru ini menanggapi cacian yang dilontarkan netizen terhadap Fuji. Marion juga mendukung Fuji saat menjadi tamu dalam acara Azka Corbuzier.
“Kayak kemaren tuh aku ngeliat kayak Kak Fuji gitu-gitu orang bilang aura Magrib ya istilah menjijikannya zaman sekarang tuh bilangnya aura Magrib which is for me lucu,” kata Marion Jola.
Marion Jola, sering dikenal sebagai Lala, mengklaim bahwa waktu maghrib benar-benar merupakan waktu yang indah, di mana langitnya sangat indah saat matahari terbenam.
Maghrib merupakan waktu ibadah dan berbuka puasa bagi umat Islam. Marion kesal mendengar istilah tersebut sebenarnya digunakan untuk meremehkan atau menyanjung orang. Fenomena ini menunjukkan mudahnya bahasa gaul menyebar dan mendapatkan popularitas di kalangan pengguna internet, serta pengaruhnya terhadap mereka yang menjadi fokus ledekan.
Istilah “Aura” mengacu pada sensasi subjektif atau peristiwa motorik yang menandakan awal serangan paroksismal, seperti serangan epilepsi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Istilah “aura” juga dapat digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menggambarkan medan energi yang dianggap mengelilingi tubuh manusia dan benda-benda hidup lainnya.