4. Bulan purnama (21 Juli 2024)
Ada beberapa nama yang menarik untuk fenomena ini, termasuk Buck Moon, Thunder Moon, dan Hay Moon. Kebiasaan suku-suku asli Amerika adalah sumber dari julukan-julukan ini. Istilah “Buck Moon” menggambarkan tumbuhnya tanduk baru pada rusa jantan yang dimulai pada bulan Juli. Bulan ini dikaitkan dengan banyak badai petir. Musim panen jerami, yang dimulai pada bulan Juli, ditandai dengan Bulan Jerami.
Ketika Bulan berada di seberang Matahari di Bumi, maka terjadilah bulan purnama. Bulan tampak bersinar cemerlang dan penuh di langit malam karena berada pada posisi di mana cahaya Matahari menyinari seluruh permukaannya.
5. Elongasi timur maksimum Merkurius (22 Juli 2024)
Ketika Merkurius mencapai elongasi timur terbesarnya, Merkurius akan berada pada jarak 26,9 derajat dari Matahari. Karena Merkurius akan berada pada titik maksimum di atas cakrawala di langit malam, maka sekarang adalah waktu terbaik untuk mengamati planet ini.
Baca Juga:Apple Siap Produksi Massal AirPods Dengan Modul Kamera Pada 2026Meninggalnya Taiki Matsuno, Pengisi Suara Inuyasha: Menggetarkan Industri Anime
Merkurius bisa ditemukan di langit barat tak lama setelah Matahari terbenam. Merkurius akan tampak sebagai bintang kecil yang berkilauan dan berada tepat di atas cakrawala.
6. Hujan meteor Delta Aquarids (28-29 Juli 2024)
Pada puncaknya, fenomena langit ini dapat menghasilkan hingga 20 meteor setiap jamnya, menghasilkan tampilan cahaya yang menakjubkan. Komet Marsden dan Kracht meninggalkan puing-puing yang memunculkan Delta Aquarids.
Kita bisa mengamati hujan meteor ini setiap tahun saat melintasi atmosfer Bumi dari tanggal 12 Juli sampai 23 Agustus. Hujan meteor Delta Aquarids diperkirakan akan mencapai puncaknya tahun ini pada tanggal 28 Juli 2024, dan mencapai puncaknya lebih awal pada tanggal 29 Juli.
Waktu terbaik untuk mengamati adalah sekarang, ketika meteor-meteor akan lebih terang dari sebelumnya.
7. Hujan meteor Alpha Capricornids (30-31 Juli 2024)
Diperkirakan, peristiwa langit yang terkenal dengan bola api yang bercahaya ini akan mencapai puncaknya pada tanggal 31 Juli. Setiap tahunnya, hujan meteor Alpha Capricornids terjadi antara tanggal 7 Juli dan 15 Agustus. American Meteor Society memprediksi bahwa puncaknya tahun ini akan terjadi pada tanggal 31 Juli.
Hingga lima meteor per jam, beberapa di antaranya berupa bola api yang memukau, bisa terlihat melesat di langit pada malam ini. Debu dan puing-puing komet 169P/NEAT adalah penyebab hujan meteor Alpha Capricornid. Partikel-partikel kecil memasuki atmosfer Bumi saat Bumi melewati jalur puing-puing tersebut, terbakar, dan menciptakan cahaya yang menakjubkan di langit malam.