Dari Timur Laut hingga Barat Daya Lampung, Laut Banda, Laut Arafuru, Laut Natuna, Laut Cina Selatan, dan Samudera Hindia Selatan merupakan daerah pertemuan angin (konfluensi).
“Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah sirkulasi/ konvergensi/pertemuan siklonik tersebut,” kata BMKG.
“Peningkatan kecepatan angin yang terukur di laut di Laut Arafuru hingga lebih dari 25 knot”
Baca Juga:Bukti Daya Beli Masyarakat Melemah: Deflasi Beruntun di Mei dan Juni 20247 Aplikasi Edit Video Terbaik untuk Smartphone, Pas Buat Pemula
Banda dan Samudera Hindia yang memanjang dari barat daya Banten hingga barat daya Lampung berpotensi meningkatkan tinggi gelombang di sekitar perairan tersebut,” lanjut BMKG.
Di selatan Jawa, infiltrasi udara kering dari BBS di Samudera Hindia adalah fenomena lain yang diidentifikasi oleh BMKG. BMKG menyatakan bahwa di depan batas serbuan, kondisi ini-yang dapat meningkatkan uap air lembab, menjadi lebih hangat dan lembab, terutama di wilayah pesisir selatan Jawa.
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua bagian tengah, dan pegunungan Papua merupakan wilayah dengan labilitas lokal yang kuat sehingga memudahkan terjadinya proses konvektif dalam skala lokal.
Peringatan dari BMKG
Sehubungan dengan hal tersebut, BMKG mengeluarkan peringatan dini untuk beberapa wilayah di Indonesia.
“Secara umum, kombinasi fenomena cuaca tersebut diprakirakan dapat menimbulkan potensi cuaca signifikan pada periode 02 Juli – 08 Juli 2024,” kata BMKG.
Potensi cuaca signifikan ini dikenal dengan sebutan potensi cuaca buruk:
1. Berpotensi hujan sedang hingga lebat, disertai kilat/petir dan angin kencang
Berpotensi hujan sedang-lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan