KBEONLINE.ID– Baru-baru ini, ditemukan sumber air terbesar yang pernah diketahui di luar angkasa. Volume sumber air tersebut diperkirakan mencapai 140 triliun kali lipat lebih besar daripada total volume air di Bumi.
Dua kelompok astronom berhasil menemukan penemuan yang menakjubkan ini. Penemuan ini terletak dekat dengan lubang hitam masif yang dikenal sebagai quasar. Karena jaraknya yang lebih dari 12 milyar tahun cahaya, quasar ini memberikan jendela unik ke dalam sejarah awal alam semesta, saat alam semesta baru berusia 1,6 milyar tahun.
APM 08279+5255, quasar pusat dalam penemuan ini, merupakan rumah bagi lubang hitam supermasif dengan massa 20 milyar kali massa matahari. Lubang hitam ini melepaskan energi yang setara dengan satu miliar matahari.
Baca Juga:6 Tips Keuangan dan Investasi Untuk Generasi Sandwich Agar Mandiri Secara FinansialKaum Muda dan Seleb India Tolak Minyak Kelapa Sawit Indonesia, Ada Apa Nih?
Ilmuwan Matt Bradford dari Jet Propulsion Laboratory NASA berkomentar, “Ini adalah demonstrasi lain bahwa air tersebar luas di seluruh alam semesta, bahkan pada saat-saat paling awal,” seperti dilansir dari detik, Sabtu, (05/07).
Ia menekankan pentingnya hasil penelitian tentang lokasi sumber air dan implikasinya untuk memahami keberadaan air di seluruh alam semesta. Tim Bradford dan astronom lainnya meneliti sebagian besar air dan menemukan beberapa tanda spektal.
Para astronom mengusulkan untuk membangun teleskop 25 meter di Gurun Atacama, Chili, untuk membantu mereka memecahkan rahasia alam semesta yang jauh. Teleskop ini awalnya dikenal sebagai Cerro Chajnantor Atacama Telescope (CCAT).
Pada tahun 2020, proyek ini dikenal sebagai Teleskop Submillimeter Fred Young (FYST). Pembangunan FYST hampir selesai, dan ‘Cahaya Pertama’ diperkirakan akan terdeteksi pada tahun 2025.
Belum pernah ada deteksi uap air di alam semesta dini. Oleh karena itu, penemuan ini merupakan kemajuan yang signifikan dalam pengetahuan kita tentang astronomi. Sebagai catatan, sebagian besar sumber air di Bimasakti terbungkus oleh es.
Dengan menemukan uap air, para ilmuwan dapat membuat hipotesis yang lebih tepat tentang bagaimana air, elemen dasar kehidupan, berevolusi dan menyebar ke seluruh alam semesta.
Sebagai catatan, sebagian besar sumber air di Bimasakti terbungkus oleh es. Hal ini mengimplikasikan bahwa air dalam bentuk cair atau gas sangat jarang ditemukan di luar angkasa dan biasanya hanya ada dalam kondisi yang sangat langka.