KBEONLINE.ID– Presiden Joseph Boakai dari Liberia menyatakan bahwa ia akan menyumbangkan 40% dari penghasilannya kepada masyarakat yang kurang mampu. US$ 8.000 (Rp 128 juta) per tahun menggantikan US$ 13.400 (Rp 215 juta) per tahun.
Keputusan ini diambil sebagai reaksi atas meningkatnya kritik publik terhadap gaji pemerintah dan ketidakpuasan atas meningkatnya biaya hidup di Liberia. Kantor Presiden berharap bahwa keputusan ini akan menanamkan rasa akuntabilitas pada masyarakat.
“Menunjukkan solidaritas kepada rakyat Liberia,” kata kantor Presiden, Kamis (11/07)
BBC juga menyatakan hal yang sama. Keputusan Boakai diklaim telah diterima dengan baik oleh banyak pihak, meskipun ada kritik dari berbagai pihak, mengingat ia akan terus mengumpulkan tunjangan harian dan asuransi kesehatan yang hampir mencapai US$ 3 juta (Rp 48 juta) pada tahun 2024.
Baca Juga:Masa Lalu Keluarga Song Hye Kyo Jadi Perbincangan Hangat, Ada Apa?Berikut Kendaraan yang Berhak Dapat Pertalite Bersubsidi Dari Pemerintah!
Dikutip dari Reuters, Menurut Anderson D. Miamen, seorang analis dari lembaga nirlaba Pusat Transparansi dan Akuntabilitas di Liberia,
“Kami hanya berharap masyarakat dapat melihat dengan jelas ke mana dana tersebut akan dialokasikan dan bagaimana dana tersebut akan digunakan untuk memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat,”.
“Kami berharap anggaran untuk tahun fiskal berikutnya akan meninjau kembali tunjangan-tunjangan (lain) yang diterima Boakai,” kata W Lawrence Yealue II, pengamat lain yang organisasinya juga mengadvokasi keterbukaan pemerintah.
Untuk menjamin bahwa para pegawai pemerintah menerima kompensasi yang adil, Boakai juga berjanji untuk memperkuat Badan Pelayanan Pemerintah Liberia. Tuk-tuk adalah moda transportasi umum mayoritas warga Liberia, dan minggu lalu, sekelompok anggota parlemen melakukan protes dengan menggunakan tuk-tuk untuk pergi ke parlemen sebagai bentuk protes karena mereka tidak menerima mobil dinas yang mereka butuhkan untuk menjalankan tugas.
Bulan Januari menandai pelantikan Boakai. Ia mengalahkan George Weah, mantan presiden sebelumnya, dan Weah mengurangi kompensasi tahunannya sebagai presiden sebesar 25%.
Tuduhan korupsi dan pemborosan membayangi kepemimpinan Weah, yang menyebabkan protes yang meluas karena biaya hidup rata-rata orang meningkat. Boakai berjanji untuk mengakhiri salah urus keuangan dan korupsi selama di pemerintahan.
Boakai tidak hanya mengumumkan kekayaannya, tetapi juga mengawasi dan memperkuat Komisi Anti-Korupsi dan Komisi Audit Umum Liberia. Tindakan-tindakan ini menunjukkan dedikasi Boakai untuk mempromosikan kesetaraan gaji pegawai negeri dan meningkatkan akuntabilitas serta transparansi dalam pemerintahan Liberia.