KBEONLINE.ID– Beberapa analis percaya bahwa ketegangan antara Rusia dan Ukraina dapat mengarah pada Perang Dunia Ketiga (PD3). Hal ini karena sejumlah negara Barat yang tergabung dalam aliansi militer NATO telah membantu Ukraina.
Moskow telah meluncurkan berbagai kampanye propaganda nuklir. Mereka mengklaim bahwa jika Barat benar-benar campur tangan secara langsung di Ukraina, menempatkan wilayahnya dalam bahaya, maka senjata mematikan akan dilepaskan.
Menurut sejarawan militer Jenderal Sir Patrick Sanders, kengerian perang ini jelas terlihat. Pertimbangan akan kemungkinan kekalahan jangka panjang Rusia telah memunculkan keyakinan bahwa Vladimir Putin, presiden Rusia, dapat menggunakan kekuatan jika diperlukan.
Baca Juga:Aplikasi Baru Saingan TikTok Siap Rilis, Apa Namanya?70 Juta Perokok Aktif di Indonesia, Anak dan Remaja Rentan
“Negara-negara Barat hanya mempunyai waktu sampai akhir dekade ini untuk mempersenjatai diri secara memadai untuk menangkal serangan Rusia di wilayah NATO yang akan memicu serangan Rusia terhadap negara-negara NATO,” katanya, dilansir dari Daily Mail.
Menurut Patrick Sanders, Moskow telah mempersiapkan rakyat Rusia untuk mengerahkan senjata nuklir melalui propaganda sejak awal perang. Negara-negara NATO sangat terancam dengan hal ini, terutama yang berbatasan dengan Rusia dan Ukraina, seperti Polandia dan Lithuania.
Seorang pakar militer mengklaim di televisi Russia,1 bulan lalu bahwa 30 hingga 40 senjata nuklir Rusia dapat “membuat negara Polandia dan rakyat Polandia lenyap” hanya dalam “10 atau 15 menit.”
“Sebagai seseorang yang menghabiskan tiga dekade meliput konflik di seluruh dunia sebagai koresponden asing sebelum menjadi sejarawan militer, saya sangat berpandangan bahwa dalam keadaan terpojok Putin mampu melakukan apa pun,” katanya.
Meski mendapat tekanan dari blok Barat yang dipimpin AS, Rusia tetap aktif di kancah dunia. Kremlin masih terus berupaya untuk memperkuat hubungannya dengan Cina, India, dan Iran saat ini.
China telah mengirim pasukan ke Belarus minggu ini. Belarus sebenarnya adalah proksi dan satelit Rusia. Hal ini dilakukan untuk berpartisipasi dalam latihan kontraterorisme terkoordinasi setelah Minsk secara resmi masuk ke Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO).
Putin disambut dengan pelukan pada saat kedatangannya di Rusia untuk kunjungan kenegaraan selama dua hari oleh Perdana Menteri India Narendra Modi, kepala negara demokrasi terbesar di dunia dan sekutu lama Barat. Volodymyr Zelensky, presiden Ukraina, dilaporkan tersinggung dengan pemandangan ini.