KBEONLINE.ID– Terapi radiasi diberikan melalui suntikan kepada badak Afrika. Alasan untuk tindakan ini diberikan oleh para ilmuwan Afrika Selatan.
Sebagai habitat badak terbesar di dunia, Afrika Selatan adalah lokasi utama untuk berburu. Sebagian besar cula ilegal akan dikirim ke Asia. Cula badak tersebut digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional di seluruh benua.
James Larkin dari University of Witwatersrand melakukan penyuntikan pada cula badak. Tujuannya adalah untuk menghentikan penyelundupan cula ke luar negeri.
Baca Juga:Ekonomi Indonesia Pascapandemi Lebih Baik Dari Uni Eropa, Ini Buktinya!Jangan Lewatkan! Fenomena Ledakan Bintang 2024, Kesempatan Langka yang Hanya Terjadi Setiap 80 Tahun
Program ini dilakukan di fasilitas rehabilitasi dan perawatan badak di timur laut Afrika Selatan, yang disebut Limpopo. Dua chip radioaktif akan dimasukkan oleh para peneliti ke dalam cula badak.
Cula badak radioaktif yang sudah tidak mungkin lagi dikonsumsi manusia, karena chip tersebut membuat bagian tersebut menjadi beracun.
Larkin memastikan badak tersebut tidak mengalami rasa sakit selama pemasangan chip. Kesehatan badak juga tidak akan menurun.
Pasalnya, hewan ini akan mengantuk saat disuntik. Selain itu, dosis yang diberikan juga cukup kecil.
Menurut Larkin, dosis tersebut cukup untuk memperingatkan para petugas perbatasan di mana saja. Mereka bekerja untuk menghentikan teroris membawa masuk senjata nuklir.
“Cukup untuk memicu alarm radiasi di perbatasan nasional di seluruh dunia, termasuk Bandara, yang awalnya dibuat untuk mencegah terorisme nuklir,” katanya.
Program Rhistope sekarang dalam tahap uji coba. Dua puluh ekor badak merupakan bagian dari program ini yang akan ditanamkan radioaktif di cula.