KBEonline.id – Dalam upaya mendukung terciptanya akses sanitasi yang aman bagi masyarakat, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) meresmikan program WASH+ di Desa Kutamaneuh, Karawang.
Acara peresmian ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Ayu Gayatri, Sustainability Manager CCEP Indonesia; Natasha Gabriella, Head of Sustainability CCEP Indonesia; Bunawan, Camat Tegalwaru; Rustini, Subkor Pembangunan Kawasan Perdesaan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Karawang; Dr. Hardi Hermawan, Katimker Promkes Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang; Adang Esan, Kepala Desa Kutamaneuh; serta perwakilan dari Dinas PUPR Kabupaten Karawang.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, hanya sekitar 7 juta rumah tangga di Indonesia yang memiliki akses ke sanitasi yang aman, sementara 11 juta orang masih melakukan praktik buang air besar sembarangan (BABS).
Baca Juga:Rutin Uji Petik, Bawaslu Karawang Intensif Pantau Proses CoklitPemkab Karawang Konsisten Menggratiskan PBB-P2 Bagi Objek Pajak Sawah
Untuk mengatasi tantangan ini, CCEP Indonesia meluncurkan program WASH+ yang mengintegrasikan solusi inovatif di bidang air dan sanitasi, dengan tambahan pelatihan pemanfaatan lahan terbatas untuk pertanian keluarga (micro-farming) dan pengelolaan sampah yang efektif. Program ini merupakan wujud nyata komitmen perusahaan terhadap pengelolaan air dan sampah berbasis masyarakat, sesuai dengan komitmen keberlanjutan CCEP, This Is Forward.
Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia, menyatakan, “Air adalah sumber daya vital bagi alam, masyarakat, dan produk kami. Melalui WASH+, kami berkomitmen untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 6 tentang akses air bersih dan sanitasi serta nomor 11 tentang kota dan permukiman yang berkelanjutan. Kami berupaya mengembalikan 100% volume air yang kami gunakan dalam produksi minuman pada tahun 2030, serta mencapai 100% penggunaan air regeneratif di lokasi-lokasi utama.”
Selain penyediaan akses air bersih yang aman, program WASH+ juga diharapkan dapat memberikan peluang ekonomi baru melalui pelatihan micro-farming dan mendorong praktik pengelolaan sampah yang lebih baik, sejalan dengan target pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
Desa Kutamaneuh dipilih sebagai lokasi proyek percobaan WASH+ setelah survei menyeluruh di beberapa wilayah Bogor, Bekasi, dan Karawang. Pemilihan ini didasarkan pada kebutuhan mendesak akan akses sanitasi yang lebih baik dan komitmen masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas hidup.