KBEONLINE.ID– Menurut Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), ibu dan anak adalah dua pihak yang menentukan keutuhan sebuah bangsa. Ia menegaskan bahwa sebuah bangsa akan kuat jika perempuannya bermoral dan tangguh. Sebuah negara akan runtuh jika perempuannya lemah dan tidak berdaya.
Hal ini diungkapkan Menko PMK saat memberikan sambutan pada acara Festival Ekspresi Anak: Anak Cerdas Berinternet Sehat yang merupakan salah satu rangkaian acara yang diselenggarakan pada hari Kamis, 18/7/2024, di Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) ke-40.
“Mari kita lakukan segala cara untuk menghormati, merawat, dan menjaga ibu kita di bumi ini. Anak-anak kita membutuhkan perhatian, perlindungan, dan pengayoman dari kita. Kelangsungan masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh anak-anak kita,” jelasnya.
Baca Juga:Ilmuwan Afrika Selatan Suntikkan Bahan Radioaktif Ke Badak Afrika, Ini Alasannya!Ekonomi Indonesia Pascapandemi Lebih Baik Dari Uni Eropa, Ini Buktinya!
Menko PMK menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan sejumlah langkah awal dalam upaya melindungi ibu dan anak. Untuk mencegah terjadinya anemia kronis, para perempuan diawasi dan diberikan tablet tambah darah sejak masa pubertas. Menurutnya, jika Anda mengalami anemia saat hamil, hal itu dapat membahayakan kesehatan janin yang dikandung.
“Jika terkena anemia, bisa membahayakan kesehatan janin. Masa depan Indonesia terancam jika janin tidak sehat. Melahirkan generasi yang lemah dan tidak cerdas karena janinnya tidak sehat,” tegasnya.
Selanjutnya, setelah ibu hamil memasak makanan tambahan, kesehatan janin dinilai di fasilitas kesehatan dengan menggunakan teknologi USG, berkat program Dana Desa dan Kementerian Sosial. Anak-anak balita yang melahirkan diobservasi dan dievaluasi kesehatannya secara umum untuk mendapatkan bantuan jika mereka menderita kekurangan gizi atau stunting.
Menurut Muhadjir, pemerintah menggunakan tenaga kesehatan terlatih dan alat ukur antropometri yang terstandardisasi untuk melakukan operasi pengukuran dan intervensi secara simultan untuk pencegahan stunting di seluruh Indonesia hingga Juni 2024 sebagai upaya untuk mencegah stunting pada anak. Berdasarkan data statistik, 96 persen dari populasi balita di Indonesia atau lebih dari 16 juta anak telah diukur secara serentak.