KBEONLINE.ID– Perubahan iklim adalah penyebab bencana alam, yang dapat memberikan dampak merugikan bagi populasi bumi. Masyarakat perlu berhati-hati karena pemanasan global menyebabkan suhu rata-rata global mencapai rekor tertinggi.
Menurut data dari Copernicus Climate Change Service (C3S), peningkatan suhu yang memecahkan rekor sebelumnya terlihat pada hari Senin, 21 Juli. Suhu permukaan rata-rata di seluruh dunia meningkat menjadi 17,09 derajat Celcius. Angka ini lebih tinggi dari rekor sebelumnya, yang tercatat pada tanggal 6 Juli tahun lalu, yaitu 17,08 derajat Celcius.
Menurut Carlo Buontempo, direktur C3S, “pada 21 Juli lalu, C3S mencatat rekor baru untuk suhu rata-rata global harian,” seperti dikutip dari CNBC International, Minggu (28/07).
Baca Juga:Pendiri Kakao Corp Ditangkap Terkait Dugaan Manipulasi Saham Saat Akuisisi SM EntertainmentBayi di India Lahir dengan 25 Jari, Bikin Heboh Warganet!
“Yang sangat mengejutkan adalah betapa besar perbedaan antara suhu dalam 13 bulan terakhir dan rekor suhu sebelumnya,” katanya.
“Kita sekarang berada di wilayah yang belum dipetakan dan seiring dengan menghangatnya iklim, kita akan melihat rekor baru terpecahkan dalam beberapa bulan dan tahun mendatang.”
Menurut C3S, suhu rata-rata pada hari Minggu merupakan rekor tertinggi dalam catatan mereka sejak tahun 1940. Mereka menunjukkan bahwa variasi yang paling mencolok adalah pada suhu sejak Juli 2023 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Sebelum Juli 2023, pemantau iklim Uni Eropa mengatakan rekor suhu rata-rata harian global sebelumnya adalah 16,8 derajat Celcius pada 12 Agustus 2016,” katanya.
“Sekarang sudah ada 57 hari sejak 3 Juli tahun lalu yang melampaui rekor sebelumnya,” katanya.
Sebagian besar wilayah AS, Rusia, dan Eropa Selatan telah mengalami panas yang ekstrim dalam beberapa hari terakhir. Penggunaan bahan bakar fosil adalah salah satu pendorong utama masalah iklim, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya suhu ekstrem.
Mengacu pada kondisi buruk yang mengancam manusia, beberapa peneliti iklim telah memperingatkan bahwa panas yang memecahkan rekor kemungkinan besar akan membawa musim panas yang berkepanjangan. Para ilmuwan telah sering menuntut agar emisi gas rumah kaca dikurangi dengan cepat untuk menghentikan kenaikan suhu rata-rata dunia.
Baca Juga:Aturan Baru Google Play Store Mulai Agustus 2024: Aplikasi yang Tidak Memenuhi Syarat Akan Dihapus!Ilmuwan Temukan Inti Bumi Berhenti Berputar dan Berbalik Arah, Simak Penjelasannya!
Menurut BNE News, pada tanggal 17 Juli, suhu udara resmi di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), adalah 43 derajat Celcius, sedangkan suhu yang dirasakan adalah 62 derajat. Menurut para ahli meteorologi, batas suhu basah semakin dekat di Dubai, sehingga pergi ke luar rumah bisa membahayakan nyawa.