KBEONLINE.ID– Seperti yang sudah diketahui, ada banyak cara untuk memperingati hari jadi Republik Indonesia yang ke-79. Salah satunya adalah dengan mengadakan lomba tidur.
Kemeriahan lomba-lomba yang mendebarkan dan pencarian harta karun merupakan salah satu momen yang sama pada tanggal 17 Agustus. Bekerja sama dengan Slumber, Pos Bloc Jakarta mengkoordinir lomba ini.
Yuniar Dwi Setiawati, 34, seorang pekerja lepas, adalah juara pertama lomba tidur. Ia menceritakan pengalamannya mengikuti lomba ini.
Baca Juga:Terungkap Laporan dari Masyarakat, Mantan Pegawai BPOM Terseret Kasus Pemerasan MiliaranUsia Bukan Halangan, Kim Ji Suk dan Lee Joo Myung Ternyata Jalin Hubungan Romantis!
Yuniar mengatakan, “Ini pertama kalinya saya mengikuti lomba tidur.” Berawal dari kegemarannya tidur, ia mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba ini.
Demi mengikuti lomba ini, wanita asal Kabupaten Bekasi ini mengaku sempat tidak tidur selama dua hari.
“Begadang, karena banyak deadline pekerjaan. Persiapannya tidak ada,” kata Yuniar pada Sabtu, (17/07).
Ia melanjutkan, “Saya belum tidur selama dua hari, tapi untungnya ini modal untuk memenangkan kompetisi Tidur Nasional.”
Dilansir dari Kompas.com, Yuniar mengatakan bahwa tidur membantu menjernihkan pikirannya, yang terkadang disebabkan oleh kesibukannya bekerja.
“Aku belum tidur dua hari, tapi untungnya ini jadi modal untuk bisa menang di Lomba Tidur Nasional”, tambah Yuniar.
Yang menarik, Yuniar membawa boneka Teddy Bear kesayangannya untuk membantunya tertidur lebih cepat selama lomba.
Baca Juga:Setelah Raih Perak di Olimpiade Paris, He Bing Jiao Umumkan PensiunKenapa Tren 'Marriage is Scary' Viral? Ini Alasan Banyak Wanita Takut Menikah!
“Boneka Teddy Bear saya selalu menemani saya saat tidur. Jadi saya tidur lebih nyenyak, dan saya sudah terbiasa membawanya,” jelasnya.
Yuniar tampak baik-baik saja setelah lomba tidur, meskipun diberikan lima level gangguan tidur.
Yuniar hanya meringkuk bersama boneka kesayangannya dan menikmati tidur siangnya. Yuniar menerima gangguan saat ia tidur, termasuk irama musik yang keras, suara terompet, bau tisu, dan sensasi kakinya seperti digelitik.
Namun, ia tidak beranjak dari posisi tidurnya. Sulit bagi panitia untuk membangunkannya bahkan setelah perlombaan selesai.
“Rasanya nyenyak sih, kalau sudah punya mental pejuang nyenyak, pasti bakal fokus tidur aja ada apapun gangguannya,” katanya.
Yuniar ditarik keluar dari arena dan dipaksa untuk bangun sepanjang waktu. Ia terbangun, merasa kepanasan akibat terik matahari, dan terkejut saat menemukan dirinya berada di tepi trotoar.