PHE ONWJ Bina Istri Nelayan Karawang Olah Mangrove, Produknya Berhasil Tembus Pasar Nasional dan Internasional

PHE ONWJ
PHE ONWJ Bina Istri Nelayan Karawang Olah Mangrove, Produknya Berhasil Tembus Pasar Nasional dan Internasional
0 Komentar

KARAWANG – Bantu untuk meningkatkan perekonomian di wilayah pesisir. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) membina istri nelayan di Dusun Pasir aputih, Desa Sukajaya 1, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang membuat olahan pohon mangrove.

Bahkan produk hasil olahan pohon mangrove menjadi makanan dan minuman yang dibuat istri-istri nelayan menarik minat kunjungan nasional dan internasional.

Pemilik produk Jus Mangrove, Ramen (52) mengatakan, untuk proses awal pengolahan pohon mangrove dibersihkan kemudian dihaluskan, di ambil air buah mangrove. Setelah itu air tersebut di masak hingga 1 jam untuk tahap pertama. Setelah itu, mengambil endapan dari hasil yang telah dimasak untuk disaring kembali. Proses ini dilakukan sebanyak dua kali lalu diambil airnya kemudian di saring dan diletakkan di panci.

Baca Juga:Rayakan HUT RI, Seni Reog Ponorogo Hadir di Singaraja Lippo Cikarang Satpol PP Karawang Jaring 26 Pasangan Mesum di Operasi Pekat

Setelah matang, apinya dimatikan terlebih dahulu untuk diambil sarinya. Setelah itu di saring lagi dan dimasak lagi, masaknya tiga kali. Satu kali masak butuh waktu 1 jam, setelah sudah 2 kali disaring dikasih gula batu yang warnanya kuning jangan pakai gula merah.

Untuk 2 kilogram buah mangrove dapat menghasilkan 30 botol minimum. Harga untuk satu botol dijual sebesar Rp 4.000 untuk di tempat wisata, sedangkan penjualan di rumah sebesar Rp 5.000 untuk satu botol.

“Saya mencoba membuat jus mangrove untuk dikonsumsi sendiri, kemudian ada pihak Pertamina yang melihat dan mencoba. Kemudian mempraktekkan olahan pohon mangrove untuk terus membuat jus ini. Prosesnya 3 jam, awalnya buah mangrove di haluskan terlebih dahulu,” katanya Minggu (25/8/2024).

Ramen menceritakan ide untuk membuat minuman tersebut berasal dari Pertamina. Kemudian mendapatkan bantuan setelah berdiskusi terlebih dahulu dengan salah satu teman. Hasil dari diskusi itu mencapai kesepakan untuk menghasilkan jus dari olahan buah mangrove.

“Saya juga diminta untuk membuat perusahaan Wajik Kopi Dada Mangrove dengan minuman Sari Mangrove. Saya berpikir terus menerus, dan bilang ke teman untuk membuat wajik. Akhirnya membuat kesepakatan saya yang membuat minuman dan teman membuat wajik,” ujarnya.

Selama proses pembuatan, Ramen menemukan kesulitan dalam mendapatkan gula batu sampai ke daerah perkotaan. Selain itu, ketika pohon mangrove tidak menghasilkan buah juga menjadi kendala.

0 Komentar