PHE ONWJ Bina Istri Nelayan Karawang Olah Mangrove, Produknya Berhasil Tembus Pasar Nasional dan Internasional

PHE ONWJ
PHE ONWJ Bina Istri Nelayan Karawang Olah Mangrove, Produknya Berhasil Tembus Pasar Nasional dan Internasional
0 Komentar

“Sekarang sulit mencari gula batu dan buah mangrove kalau saat tidak berbuah. Pemasarannya kita dibantu oleh Pertamina, saya ambil keuntungan dari hasil penjualannya saja. Satu botol saya jual Rp 5.000 di rumah, kalau di tempat wisata ini dijual Rp 4.000. Kalau stock di rumah hanya 5 sampai 10 botol. Saya pakai buah mangrove yang sudah matang,” jelasnya.

Sementara itu, Iin Inani, Ketua UMKM Gabungan Kelompok Perikanan (Gapokkan) Pantai Barokah memaparkan, sebelum melakukan kunjungan secara langsung, telah ada produk amplang yang dibeli oleh orang Korea. Ia menambahkan ketertarikan tersebut berasal dari pohon mangrove yang dapat diolah menjadi produk makanan serta minuman. Selain itu olahan dari buah mangrove pun mempunyai beberapa khasiat bagi kesehatan setelah dilakukan penelitian.

“Orang Korea sebenarnya ingin meninjau hutan mangrove dan sudah membeli amplang juga dan merasa aneh pohon mangrove bisa dibuat produk makanan serta minuman. Orang disini tidak tahu kalau logam berbahaya yang ada di seafood bisa dihilangkan dengan sari mangrove. Kalau dalam bentuk dodol bisa menghilangkan kanker juga. Rasanya asam dan manis,” katanya.

Baca Juga:Rayakan HUT RI, Seni Reog Ponorogo Hadir di Singaraja Lippo Cikarang Satpol PP Karawang Jaring 26 Pasangan Mesum di Operasi Pekat

Laras Aprilianti, Community Development Officer Zona 5 mengatakan awal mula pendampingan dilakukan pada tahun 2018 dengan mengembangkan beberapa produk. Kemudian terhenti akibat Covid 19. Setelah Covid hilang, dilanjutkan kembali pada tahun 2022 dengan membina 15 UMKM. Pendampingan dan pembinaan diberikan setelah melakukan pemetaan dan ditemukan adanya istri nelayan yang tidak mempunyai kegiatan produktif.

“Kita pertama kali masuk di UMKM dari tahun 2018 dan mengembangkan pempek, keripik Kuwuk dan kerupuk rajungan tapi saat itu kita kehalang oleh Covid. Kita lanjutkan lagi di tahun 2022 untuk pengembangan pendampingan UMKM dan memperoleh 15 pelaku UMKM. Awalnya kita pemetaan sosial dan ditemukan ibu-ibu ini istri nelayan yang tidak ada kegiatan produktif yang meningkatkan ekonomi, akhirnya kami masuk untuk melakukan pembinaan. Sekarang Alhamdulillah sudah ada 23 pelaku UMKM yang tergabung dalam Gapoktan Pantai Barokah. Satu pelaku UMKM mempunyai produk yang berbeda,” jelasnya.

Tidak hanya melakukan pendampingan dan pembinaan saja, semua pelaku UMKM yang telah dibina pun diberikan monitoring secara berkala. Pihak Pertamina PHE ONWJ pun telah bekerjasama dengan INHK FPIP UNPAD untuk melakukan monitoring.

0 Komentar