Mengatasi hal tersebut, Pemerintah daerah Kabupaten Bekasi telah menyiapkan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) setelah diterbitkannya status tanggap darurat kekeringan.
Anggaran BTT itu direncanakan untuk normalisasi sungai dan bendung dari sampah yang menyumbat, terutama pada aliran sungai di wilayah utara.
Selain itu, sebagai langkah awal, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk memperbaiki bendung.
Baca Juga:Citra Swarna Group Meluncurkan Program Fasilitas Inovatif untuk PenghuniKPU Karawang Terima Pendaftaran Acep-Gina, Ketua Mari: Berkas Lengkap
Sementara itu, Salah seorang petani setempat yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sukatani, Saripudin mengungkapkan tahun ini di wilayahnya terdapat 740 hektar sawah mengalami gagal tanam hingga gagal panen.
Menurutnya, sistem irigasi di Bendung Kali Cikarang dan Talang Air Irigasi di Kampung Rawa Lele, tidak berfungsi optimal.
“Harusnya sebentar lagi panen, tinggal menunggu hari. Bahkan ada beberapa petani yang memanfaatkan air dari danau itu sudah mulai muncul padi udah mau panen. Ya kalau sekarang ini mungkin gagal nyawah, gagal tanam. Tapi tahun kemarin itu banyak sekali yang gagal. Karena airnya kurang jadi nyawahnya itu gak serempak, otomatis hama selalu berpindah-pindah gitu,” ujar Saripudin.
Saripudin sempat menyampaikan keluhannya langsung kepada Pj Bupati Bekasi saat peninjauan di Talang Rawa Lele Cibitung. Menurutnya, jembatan lintasan air pada Talang Air Irigasi di Kampung Rawa Lele terhambat akibat sampah yang memenuhi gorong-gorong.
“Di jembatan ini ada gorong-gorong sampai empat lubang, ini menyebabkan penumpukan sampah sehingga membuat macet air. Untuk sementara ini dari pak Pj Bupati Bekasi dibersihkan secara manual dulu oleh petugas-petugas PJT,” tambah Saripudin.
Ia berharap agar masalah sistem irigasi di wilayah utara Kabupaten Bekasi segera ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi. Setiap tahun, para petani di wilayah utara menghadapi kekeringan akibat buruknya sistem irigasi, yang berdampak pada penghasilan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti berdagang dan biaya sekolah anak-anak.
“Harapan kami sebagai petani mudah-mudahan segera ditindak lanjuti permasalahan-permasalahan yang ada, terutama mulai dari BTB 35 sampai Talang Rawa Lele ini, dimana banyak tanggul kritis,” tandasnya (iky)