KBEonline.id – Kekeringan yang melanda Kabupaten Karawang terus meluas. Hingga saat ini, 10 desa di 5 kecamatan terdampak kekurangan air bersih. Wilayah yang paling parah terdampak berada di bagian selatan Karawang, tepatnya di Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru.
Ferry Muharram, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Karawang, mengatakan bahwa permintaan distribusi air bersih dari kepala desa terus meningkat. “Di Bulan Juli, kami sudah menggelar rapat siaga kekeringan, namun eskalasinya justru naik di Bulan Agustus,” ujarnya.
BPBD telah mendistribusikan 186.000 liter air bersih atau setara dengan 38 tangki air. Namun, jumlah tersebut masih belum mencukupi kebutuhan warga yang terdampak. “Kami hanya memiliki 2 unit armada, sehingga kami perlu koordinasi dengan DLHK dan PMI untuk meminjam armada tambahan,” tambah Ferry.
Baca Juga:Lapas Kelas IIA Karawang Tingkatkan Pelayanan Kualitas Berbasis HAMNmax "Turbo" Resmi Diluncurkan: Lima Varian Baru Berikan Sensasi Berkendara Maksimal
Salah satu kendala dalam mengatasi kekeringan adalah tekstur tanah di wilayah selatan yang terbuat dari batuan kapur, sehingga upaya pengeboran sumur resapan belum berhasil. Pemerintah pusat telah memberikan dana siap pakai untuk pengeboran sumur, namun prosesnya masih dalam tahap pemetaan.
Adi Setiawan, warga Desa Kutalanggeng, mengaku bahwa hingga saat ini desanya belum mendapatkan bantuan air bersih. “Warga Cipeteuy juga meminta bantuan air, dan kami akan mengirimkan surat permohonan ke BPBD dan Dinas Sosial pada Senin,” ungkapnya.
BPBD juga telah memberikan bantuan logistik kepada warga yang terdampak kekeringan. Namun, kebutuhan air bersih tetap menjadi prioritas utama. “Kami berharap adanya penambahan armada untuk BPBD agar distribusi air dapat lebih cepat dan merata,” pungkas Ferry.