“Di sini juga sudah mulai dicoba, jadi akan permasalahannya memang ada di gelombang. Bagaimana gelombang ini diredam dulu, baru bisa dilakukan penanaman. Nah disini kita coba mangrove dulu sempat dan itu tidak ada yang tumbuh maksimal, karena memang substrat, artinya tidak ada yg cocok dengan mangrove,” tuturnya.
Karena sedimentasinya ini dominan patahan karang, untuk lumpurnya juga agak sedikit, karena lumpurnya dari sungai sana bergeser ke arah barat.
Cemara Jaya ini masih penelitian, sudah sempat terpasang sekali. Tapi kemudian saat ekstrem gelombangnya tinggi di luar perkiraan itu terdorong sampai cukup jauh ke daratan.
Baca Juga:Rektor Unsika Serukan Mahasiswa Terlibat Aktif Awasi Pilkada Serentak Diduga Mesum dengan Seorang Bidan dan Digerebek Warga, Oknum Camat di Karawang Terancam Diberhentikan
“Tapi alhamdulilah di bagian yang dimana ada Appostrapnya ini lebih aman. Saat ini sudah dilakukan penahanan abrasi dengan batu sementara. Pemasangan appostrap selain di Ciparagejaya, kita lakukan di pasir putih, terus untuk yang di Karawang dominan di Ciparage dan pasir putih,” ujarnya.
Terus PHE ONWJ bakal mencoba aplikasikan di Subang di daerah Mayangan yang sudah terjadi abrasi, lalu di Indramayu dan dilakukan di Balongan. Dan rata-rata cukup efektif untuk menahan gelombang dan terjadi sedimentasi yang cukup banyak.
Di tempat yang berbeda, Bupati Karawang, Aep Syaepuloh mengatakan, penanganan abrasi perlu dilakukan secara nyata oleh pemerintah. Dengan menurun excavator amphibi di pesisir utara Karawang di Pantai Ciparage Kecamatan Tempuran.
“Perencanaan itu harus jelas dan nyata. Saat ini ada jangka panjang dan jangka pendek yang akan kita lakukan dalam penanganan abrasi,” jelasnya.
Aep menjelaskan, dalam jangka pendek dalam penanganan abrasi, menurunkan excavator amphibi yang tak pernah dilakukan pejabat sebelumnya. Excavator canggih itu akan mengeruk, membersihkan dan juga membuat sistem untuk pengendalian saluran air termasuk abrasi yang menjadi soal di pesisir Karawang.
Berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLH) Karawang memiliki wilayah pesisir yang panjang bibir pantainya mencapai 84,23 kilometer. Garis pantai ini terbentang di wilayah Karawang, berbatasan dengan pesisir pantai utara Bekasi dan Subang.
Pada tahun 2020, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang melaporkan bahwa abrasi yang terjadi di wilayah pesisir utara Karawang mencapai 34,626 kilometer, tersebar di sejumlah kecamatan. Namun, titik abrasi terparah berlokasi di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya.