KBEonline.id – Adu gagasan tentang pendidikan sebenarnya menjadi sektor yang paling ditunggu dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bekasi 2024. Hanya saja, dialog dengan civitas akademika justru minim.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua I Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bekasi, Ainur. Menurut dia, selain getol menyambangi masyarakat guna meraih simpati, para pasangan calon bupati dan wakil bupati membuka dialog interaktif dengan mahasiswa.
Dialog ini diyakini penting untuk menguji gagasan para kandidat terutama dalam sektor pendidikan. Isu pendidikan harus menjadi prioritas para paslon sebagai dasar untuk membangun Kabupaten Bekasi.
Baca Juga:Menang Lomba Pasang Kramik di Bekasi, Kuli Jawa Segera Terbang ke China Ikut Kompetesi InternasionalSyaikhu Dorong BJB Hadirkan Rumah Bagi Anak Muda
“Dapat dilihat bagaimana dalam masa kampanye ini ruang dialog khususnya di kampus tidak disentuh oleh pasangan calon. Minim sekali dari para calon pemimpin ini untuk berdialog dengan mahasiswa tentang gagasannya di bidang pendidikan. Tentu sangat disayangkan,” kata Ainur usai Pelantikan para anggota PC PMII Kabupaten Bekasi di Kompleks Pemkab Bekasi, Cikarang Pusat.
Selain pelantikan, para mahasiswa ini sebenarnya menggelar dialog publik dengan mengundang seluruh paslon yakni Dani Ramdan Romli yang merupakan paslon nomor urut 1, BN Holik-Faizal Hafan (nomor urut 2) dan Ade Kuswara-Asep Surya (nomor urut 3). Sayangnya dari ketiga paslon yang diundang, hanya cabup Dani Ramdan yang hadir.
“Selain kami melaksanakan pelantikan, kami melaksanakan dialog publik yang mengundang para calon Bupati Bekasi. Hal ini merupakan momentum pesta demokrasi Pilkada 2024. Namun, khusus di Kabupaten Bekasi kurangnya kajian interaktif dengan mahasiswa khususnya yang tergabung di PMII dialog langsung dengan calon-calon bupati,” ucap Ainur
Momentum kampanye di Pilkada Kabupaten Bekasi tidak hanya sekadar menarik simpati masyarakat namun juga jadi ajang untuk saling mengadu gagasan. Setiap paslon harus memiliki gagasan yang konkret dalam upayanya membangun Kabupaten Bekasi, tidak sebatas infrastruktur namun juga pengembangan manusianya.
Sebagai daerah dengan kawasan industri terbesar di Asia Tenggara serta penyumbang investasi tertinggi di tanah air, tidak membuat dunia pendidikan di Kabupaten Bekasi bebas dari masalah. Mulai dari banyaknya gedung sekolah yang rusak, carut-marut sistem zonasi hingga rendahnya tingkat lama sekolah, menjadi sekelumit persoalan pendidikan di Kabupaten Bekasi.