KBEONLINE.ID– Untuk pertama kalinya dalam 130 tahun terakhir, Gunung Fuji, yang biasanya mulai turun salju pada awal Oktober, tidak menerima lapisan salju hingga akhir Oktober.
Salju biasanya menyelimuti puncak gunung tertinggi di Jepang, yang dihormati oleh penduduk setempat, pada awal bulan ini, tetapi sejauh ini belum ada laporan tentang turunnya salju karena cuaca yang sangat hangat.
Menurut AFP, salju pertama kali turun di puncak Gunung Fuji pada 5 Oktober 2023. Musim panas tahun ini merupakan yang terpanas sepanjang sejarah di Jepang, dengan suhu pada bulan Juni hingga Agustus 1,76 derajat Celcius lebih tinggi daripada rata-rata selama periode 1991-2020.
Baca Juga:AS Konfirmasi Kasus Flu Pada Babi, Apakah Akan Ada Ancaman Baru?Jangan Asal Telepon Balik: Waspada Missed Call dari Nomor Asing, Ini Bahayanya!
Pada bulan September, suhu tetap lebih tinggi dari perkiraan karena angin jet stream subtropis yang bertiup ke utara, memungkinkan aliran udara selatan yang lebih hangat melintasi Jepang.
Arus jet adalah arus udara cepat yang beredar di seluruh bumi. Ketika udara dingin dari Utara bertemu dengan udara hangat dari Selatan, maka terciptalah jet stream.
Bulan lalu, suhu di sekitar 1.500 lokasi mencapai atau melampaui 35 derajat Celcius, yang disebut oleh Japan Meteorological Society sebagai hari yang “sangat panas”.
Agar hujan bisa menjadi salju, suhunya harus mendekati titik beku. Meskipun suhu udara puncak di Jepang sedikit menurun pada bulan Oktober, namun masih lebih tinggi dari biasanya.
Namun, menurut data catatan salju Gunung Fuji yang dikumpulkan sejak tahun 1894, tidak adanya salju di sekitar bulan November merupakan waktu terlama dalam setahun sebelum akhirnya salju turun di puncaknya.
Yutaka Katsuta, seorang peramal cuaca di Kantor Meteorologi Kofu, mengatakan kepada AFP bahwa hujan salju pertama pada tanggal 26 Oktober telah terjadi dua kali sebelumnya, yaitu pada tahun 1955 dan 2016.