KBEONLINE.ID– Arifah Fauzi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), bertemu dengan Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital. Di antara banyak topik yang dibahas dalam diskusi tersebut adalah literasi digital untuk perempuan dan anak-anak.
Selain berbahaya secara umum, beliau menegaskan bahwa media sosial berbahaya bagi perempuan dan anak-anak secara khusus. Kekhawatiran mereka berawal dari fakta bahwa Kementerian Kesehatan sedang menangani sejumlah kasus di lapangan, dan masalah utamanya adalah penggunaan media sosial yang tidak bijaksana.
Untuk itu, mereka akan meluncurkan Merah Putih, sebuah inisiatif ruang kolaboratif. Peluncuran program ini dijadwalkan pada tanggal 22 Desember, tepat pada Hari Ibu.
Baca Juga:Serangan Israel di Beirut: Juru Bicara Lebanon Tewas, Ras al-Nabaa Hancur Parah!Indonesia Siap Dominasi Pasar Global: Tanaman Ini Jadi Komoditas Unggulan dengan Potensi Ekspor Besar-besaran!
“Jadi dalam ruang bersama merah putih ini, basisnya ada di tingkat desa, jadi ruang bersama ini nantinya akan menjadi kolaborasi semua kementerian,” kata Arifah dalam konferensi pers di kementerian Komdigi pada Senin, (18/11).
Ia menegaskan bahwa meskipun tidak mungkin melarang anak-anak menggunakan teknologi atau media sosial, pemerintah harus menemukan cara untuk membantu. Menyediakan permainan tradisional adalah salah satu caranya.
“Baiklah, apa yang akan terjadi jika tidak bisa menggunakan gawai? Salah satunya adalah kita akan sediakan permainan tradisional di sana,” katanya.
Karena menurutnya, permainan tradisional memiliki mental yang sangat baik dimana anak-anak bekerja sama, bergotong royong, melatih sportifitas, tidak curang, dan tidak membeda-bedakan satu sama lain. Selain itu, KemenPPA juga membantu anak-anak menjadi lebih kreatif dan berpengetahuan.
“Jadi yang suka menari, kita akan datangkan pelatih menari, yang suka menulis, kemudian yang suka menggambar, yang suka menyanyi, yang suka bermain drama, kita akan datangkan mentor,” lanjutnya.
“Kemudian mungkin literasi digital akan kita maksimalkan lagi, bagaimana kita bisa memperluas koneksi dengan Bu Meutya, sehingga kerja-kerja kita di lapangan bisa lebih maksimal.” tutupnya.
Kolaborasi antar kementerian ini dimaksudkan untuk memberikan solusi komprehensif untuk membantu anak-anak dalam menghadapi kemajuan teknologi yang pesat. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk membangun kembali rasa kebersamaan dan solidaritas anak-anak, yang dapat tergerus oleh dampak negatif dari penggunaan gawai yang berlebihan.