KBEONLINE.ID– Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada akhir pekan. Namun, indeks telah turun 4,65% selama sepekan terakhir dan saat ini diperdagangkan di level 6.983,86 pada Jumat, 20 Desember 2024.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang ditutup di zona hijau, menunjukkan sedikit kebangkitan meskipun mengalami penurunan yang parah pada minggu sebelumnya. Penurunan sebesar 4,65% dalam sepekan menunjukkan ketidakpastian pasar, yang sangat dipengaruhi oleh variabel eksternal seperti kebijakan suku bunga Federal Reserve AS.
Pada Jumat, (20/12), nilai transaksi indeks sekitar Rp 11,8 triliun dengan 18,9 miliar saham berpindah tangan sebanyak satu juta kali. Sebanyak 296 saham mengalami kenaikan, 288 saham mengalami penurunan, dan 202 saham tidak mengalami perubahan.
Baca Juga:Penemuan Batu Langka Bernilai Fantastis! Diperkirakan Capai Puluhan Miliar RupiahMengejutkan! Yaman Luncurkan Serangan ke Israel untuk Bela Palestina di Tengah Konflik Memanas
Melansir CNBC Indonesia, pada penutupan perdagangan hari ini, sektor energi menjadi penopang terbesar terhadap IHSG dengan kenaikan sebesar 0,61%. IHSG mencapai 0,74%, namun tekanan terbesar berasal dari sektor konsumer non primer.
Namun, sektor energi memberikan kontribusi positif yang signifikan, meningkat sebesar 0,61%, menunjukkan bahwa industri ini relatif kebal terhadap tekanan pasar. Sektor konsumer non-primer berkontribusi terhadap penurunan indeks yang terus berlanjut.
Sementara itu, pihak asing melaporkan penjualan bersih sebesar Rp828,33 miliar selama perdagangan hari Jumat dan Rp417,99 miliar di seluruh pasar. Selain itu, mereka melakukan pembelian bersih sebesar Rp410,34 miliar di pasar tunai dan pasar negosiasi.
Meskipun asing masih menjadi net sell, investor mulai kembali ke pasar saham Indonesia, meskipun mereka masih menunggu dan melihat bagaimana dampak dari penurunan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed).
Pada akhir pekan lalu, BREN menjadi saham dengan pembelian bersih asing terbesar, yakni Rp93,31 miliar. Berikutnya adalah EXCL (Rp62,21 miliar) dan CUAN (Rp81,52 miliar).
Meskipun terjadi penjualan bersih yang besar, investor asing melakukan pembelian bersih di pasar tunai dan pasar negosiasi, yang mengindikasikan ketertarikan terhadap saham-saham Indonesia, meskipun dengan hati-hati. Saham BREN, EXCL, dan CUAN mengalami akuisisi asing yang kuat, yang menunjukkan bahwa industri tertentu tetap menarik bagi investor asing meskipun ada kekhawatiran global.