KBEONLINE.ID– Menyusul COVID-19, Tiongkok saat ini sedang menghadapi wabah virus baru. Negeri Tirai Bambu saat ini sedang mengalami perluasan wabah human metapneumovirus (HMPV) yang sangat cepat.
Situasi wabah human metapneumovirus (HMPV) di Tiongkok sangat memprihatinkan, terutama mengingat dampak masif COVID-19. Meningkatnya insiden di kalangan anak muda dan populasi yang rentan menyoroti perlunya perhatian serius dari pihak berwenang.
Beberapa pihak menyatakan bahwa rumah sakit dan krematorium sudah penuh sesak, mengutip NDTV pada hari Jumat, (03/01). Meskipun tidak ada konfirmasi resmi, video yang beredar secara online menggambarkan rumah sakit yang kelebihan beban dituduh “menyimpan banyak virus” dan tuduhan lain yang mendesak keadaan darurat.
Baca Juga:Pesawat Jeju Air Boeing 737-8AS Jatuh: Tragedi Menggemparkan yang Mengejutkan Dunia!PLN Siap Bangun Jaringan Listrik Canggih Antar Pulau: Solusi Baru untuk Sambungkan Seluruh Indonesia!
Selain gejala mirip flu, HMPV juga dapat menunjukkan gejala mirip Covid-19. Seiring dengan penyebaran virus ini, para pejabat kesehatan diduga terus mengawasi masalah ini.
“Lonjakan infeksi yang disebabkan oleh HMPV telah dilaporkan di Cina dengan pemerintah meningkatkan protokol skrining, deteksi, dan isolasi untuk menangani patogen yang tidak diketahui,” menurut Mint.
“Tiongkok telah melaporkan peningkatan kasus HMPV, terutama di antara mereka yang berusia di bawah 14 tahun di provinsi-provinsi utara,” kata para pejabat kepada Reuters.
Sementara itu, hal yang sama juga dilaporkan di situs web Nation. Meskipun cenderung menginfeksi anak-anak yang lebih tua, HMPV dianggap sebanding dengan virus syncytial pernapasan (RSV), yang terutama menyerang anak-anak di bawah usia dua tahun.
Batuk, demam, hidung tersumbat, dan mengi adalah beberapa gejalanya. Menurut situs web tersebut, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) menyatakan bahwa kasus yang parah dapat menyebabkan pneumonia atau bronkitis, terutama pada anak kecil, orang tua, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Organisasi ini juga menyebutkan orang-orang yang sudah memiliki penyakit paru-paru. kondisi seperti emfisema, asma, atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) lebih mungkin memiliki konsekuensi serius.
Prosedur kesehatan yang ketat, termasuk penggunaan masker dan pemisahan sosial, diperlukan untuk menghindari penularan lebih lanjut. Selain itu, meningkatkan kesadaran masyarakat akan gejala virus dan mengambil tindakan pencegahan dapat membantu mengurangi dampaknya.