Kasus PMK Kembali Muncul di Purwakarta, Penjualan Sapi di Pasar Hewan Menurun

Purwakarta
Purwakarta kembali menghadapi tantangan besar dengan merebaknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak, terutama sapi.
0 Komentar

KBEonline.id – Purwakarta kembali menghadapi tantangan besar dengan merebaknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak, terutama sapi. Kondisi ini membuat resah para peternak dan pedagang yang menggantungkan hidup pada bisnis ternak. Pasar Hewan Ciwareng, yang biasanya menjadi pusat aktivitas jual-beli ternak, kini sepi pengunjung dan minim pasokan.

Pada Senin (6/1/2025), jumlah sapi yang masuk ke Pasar Hewan Ciwareng anjlok drastis. Halim, salah seorang pedagang sapi, mengungkapkan bahwa penurunan penjualan sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir.

“Penjualan sepi sejak merebaknya wabah PMK. Sapinya sedikit, pembelinya juga jarang. Biasanya pasokan mencapai 400 ekor, sekarang kurang dari 100 ekor,” kata Halim.

Baca Juga:Begini Penampakan Menu Makan Bergizi Gratis di Kabupaten BekasiPemkab Bekasi Mulai Program Makan Bergizi, Fokus Ciptakan Generasi Emas

Pasokan sapi dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang merupakan sentra ternak utama, terhenti akibat tingginya kasus PMK di daerah tersebut. Penghentian lalu lintas hewan ternak dari kedua wilayah itu semakin memperparah kelangkaan di pasar.

Kabid Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Peternakan (Disnakan) Purwakarta, Winie Karmila, membenarkan bahwa pasokan hewan turun drastis sejak akhir 2024.

“Menjelang Iduladha, biasanya sapi dan kerbau yang masuk bisa mencapai 400 ekor. Sekarang hanya sekitar 150 ekor, itu pun semuanya berasal dari lokal. Pasokan dari Jawa Timur dan Jawa Tengah sudah berhenti selama enam kali hari pasar berturut-turut,” jelasnya.

Winie menambahkan bahwa Disnakan Purwakarta telah mengambil langkah-langkah pengendalian, termasuk memperketati pengawasan, memberikan penyuluhan kepada peternak, dan melakukan disinfeksi di lokasi-lokasi terdampak. Sayangnya, keterbatasan vaksin PMK menjadi kendala serius dalam upaya penanganan.

“Stok vaksin PMK sudah habis sejak Desember 2024. Ini menjadi tantangan besar dalam mencegah penyebaran lebih luas,” ujar Winie.

Kasus PMK yang kini dilaporkan di tiga kecamatan — Tegalwaru, Bojong, dan Sukasari — menambah kekhawatiran. Disnakan Purwakarta terus berupaya memperluas sosialisasi dan memperketat pengawasan agar wabah ini dapat dikendalikan secepat mungkin.

Dengan kondisi yang masih belum pasti, para peternak dan pedagang berharap pemerintah pusat segera mendistribusikan kembali vaksin PMK agar aktivitas peternakan dan perdagangan ternak dapat kembali normal.

0 Komentar