Polri Ubah Sistem Rekrutmen! Tes Baru Dijamin Lebih Ketat dan Transparan

Polri Ubah Sistem Rekrutmen
Polri Ubah Sistem Rekrutmen
0 Komentar

KBEONLINE.ID– Polisi menggunakan perangkat tes untuk proses perekrutan anggota baru. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan untuk menjamin bahwa proses seleksi benar-benar obyektif.

Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo menyatakan pada hari Rabu, (05/02), “Proses rekrutmen ini benar-benar kami perhatikan, yang utama adalah kualitas,”.

Menurut Komjen Dedi, departemen sumber daya manusia Polri belajar dari masalah-masalah yang terjadi di masa lalu, termasuk peserta atau orang tua peserta yang menggugat pengumpulan hasil tes psikologi dan kesehatan. Ia memerintahkan agar semua alat ukur divalidasi dan persyaratan kualitasnya cukup jelas.

Baca Juga:KPK Gerebek Rumah Ketum Pemuda Pancasila Japto Soelistyo, Ada Apa?DeepSeek AI dari China Guncang Dunia! Teknologi Canggih Ini Picu Kekhawatiran Global

“Oleh karena itu, saya meminta agar setiap perangkat pengukuran yang kami gunakan selama proses seleksi divalidasi secara akurat. Mengingat lamanya waktu (seleksi) kami, segala sesuatunya harus direncanakan dengan baik. Kita harus bisa meminimalisir masalah-masalah yang mungkin muncul selama tahapan seleksi,” katanya.

Polri telah memasukkan unsur pemeriksaan kesehatan dalam proses perekrutan sejak tahun 2024, termasuk ultrasonografi perut, rontgen tulang belakang, dan tes kepadatan tulang. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) II dengan metode computer-assisted test (CAT) digunakan untuk mengidentifikasi gangguan mental pada individu, dan alat analisis komposisi tubuh dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi kerusakan tulang dan otot.

Alat penganalisis komposisi tubuh bekerja dengan menganalisis komposisi tubuh, yang meliputi lemak, massa otot, massa tulang, metabolisme usia sel, kadar air, aktivitas pembakaran dalam tubuh, lemak perut, dan faktor lainnya.

Pemeriksaan darah juga digunakan dalam pemeriksaan kesehatan, termasuk HbA1c untuk memprediksi diabetes melitus di masa depan, pemeriksaan anti-HCV untuk hepatitis C, dan pemeriksaan lainnya yang dilakukan oleh 11 dokter spesialis.

Sementara itu, untuk pemeriksaan psikologi, perbedaan antara MMPI dan MMPI II adalah variasi pertanyaan yang dicantumkan merupakan hal yang baru dan dapat diacak. MMPI II, lanjutnya, juga mencakup soal-soal tes dengan hasil yang lebih menyeluruh.

Metode tes penilaian situasional, atau SJT, akan digunakan dalam pemeriksaan psikologis pada seleksi berikutnya. Teknik evaluasi yang dimaksudkan untuk mengukur kapasitas individu dalam menangani berbagai skenario yang dapat muncul di tempat kerja.

0 Komentar