KBEonline id – Grup band duo asal Purbalingga, Sukatani, tengah menjadi sorotan setelah lagu mereka berjudul Bayar Bayar Bayar viral di media sosial.
Lagu yang dinilai mengandung kritik terhadap kepolisian ini memicu kontroversi hingga berujung pada permintaan maaf dari band tersebut melalui sebuah video klarifikasi.
Permintaan maaf Sukatani memicu reaksi beragam dari netizen. Banyak yang menilai tidak ada yang salah dalam lirik lagu Bayar Bayar Bayar, justru dianggap sebagai bentuk kritik sosial yang seharusnya diterima dengan baik, bukan malah ditekan untuk dihapus atau disesali.
Baca Juga:IPhone 16e rilis! Apa Keunggulannya?Ramadan Sebentar Lagi, Ini Dia Rekomendasi Film Buat Kamu Nunggu Buka Puasa
Sebagai bentuk solidaritas, jagat maya ramai-ramai menggunakan tagar #KamiBersamaSukatani. Tak hanya di dunia maya, dukungan terhadap Sukatani juga diwujudkan dalam aksi nyata.
Sejumlah komunitas di Cikarang, seperti Cikarang Melawan, Menjaga Waras, Perpustakaan Jalanan Cikarang, Perpustakaan Jalanan Baca Kami, serta mahasiswa dan buruh, menggelar aksi solidaritas di sekitar Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, pada Sabtu (22/02/2025).
Koordinator aksi, Alfiansyah, menyatakan bahwa gerakan ini merupakan respons atas maraknya pembungkaman terhadap karya seni di Indonesia.
“Ini adalah bentuk kritik kami. Beberapa waktu lalu, ada berbagai pembungkaman, mulai dari lukisan hingga teater seperti Payung Hitam di Bandung yang dicekal. Kini giliran Band Sukatani yang dipaksa klarifikasi dan meminta maaf. Bagi kami, ini adalah kemunduran demokrasi,” ujar Alfiansyah kepada Cikarang Ekspres.
Menurutnya, seni seharusnya menjadi ruang bebas berekspresi dan kritik sosial. Cara-cara pembungkaman seperti ini dianggap sebagai tindakan yang keliru dan mencederai kebebasan berekspresi.
“Kami ingin membuktikan bahwa tindakan ini salah. Negara tidak boleh terus-menerus membungkam kritik, terlebih yang disampaikan melalui seni. Jika ini dibiarkan, bagaimana masyarakat bisa bersuara?” tegasnya.
Komunitas yang terlibat berharap pemerintah dapat lebih menghargai kebebasan berekspresi dan tidak lagi menekan para seniman yang menyuarakan keresahan masyarakat. (Iky)