Keunikan dan Ciri Khas dalam Menyambut Bulan Ramadhan, Sangat Beragam!

Cucurak adalah tradisi masyarakat Sunda, khususnya di Bogor, untuk menyambut bulan Ramadan.
Masyarakat Sunda memiliki tradisi Cucurak untuk menyambut bulan Ramadan.
0 Komentar

KBEonline.id – Dengan semakin dekatnya bulan Ramadan, masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam menyambutnya dengan penuh kegembiraan.

Keunikan terlihat dari beragam tradisi penyambutan Ramadan yang berbeda di setiap daerah, yang dilestarikan secara turun-temurun sebagai bagian dari budaya dan adat istiadat.

Setiap tradisi menyambut Ramadan di Indonesia mengandung makna yang dalam, seperti penyucian diri, saling mendoakan dan memaafkan, serta mempererat tali silaturahmi dalam menyambut bulan suci.

Baca Juga:Sharp Indonesia Targetkan Pertumbuhan Penjualan 105% di Tahun 2025Kapolres Karawang Wakafkan Tanah untuk Bangun Madrasah Miftahul Ulum

Ini dia beberapa tradisi untuk menyambut Ramadan di Indonesia yang sangat unik dan beragam.

1. Nyorog (Jakarta)

Salah satu tradisi yang masih hidup di kalangan masyarakat Betawi Jakarta adalah Nyorog. Tradisi ini berupa pemberian bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua atau tokoh penting di masyarakat.

Lebih dari sekadar mengirim makanan, Nyorog merupakan simbol penghormatan dan sarana mempererat tali silaturahmi dalam menyambut bulan Ramadan.

2. Cucurak (Jawa Barat)

Masyarakat Sunda memiliki tradisi Cucurak untuk menyambut bulan Ramadan. Cucurak, yang berarti bersenang-senang dan berkumpul bersama keluarga, biasanya diisi dengan makan bersama secara lesehan di atas daun pisang, dengan menu khas seperti nasi liwet, tempe, ikan asin, sambal, dan lalapan.

3. Padusan (Yogyakarta)

Tradisi Padusan menjadi ciri khas masyarakat Yogyakarta dalam menyambut bulan Ramadan. Padusan, yang berarti mandi dalam bahasa Jawa, melambangkan penyucian diri secara lahir dan batin.

Tradisi ini juga menjadi waktu untuk merenungkan diri dan memperbaiki kesalahan agar dapat memasuki bulan Ramadan dengan kesiapan spiritual yang optimal.

4. Meugang (Aceh)

Menyambut Ramadan di Aceh tak lepas dari tradisi Meugang atau Haghi Mamagang. Tradisi ini melibatkan kegiatan memasak daging (sapi, kambing, atau kerbau) sehari sebelum bulan puasa tiba, yang kemudian disantap bersama anggota keluarga, sanak saudara, dan anak yatim piatu. Selain Ramadan, tradisi Meugang juga dilakukan menjelang Iduladha dan Idulfitri.

5. Megibung (Bali)

Baca Juga:Optimalkan Gizi 100 HPK, Wamen Isyana Tegaskan Peran Program MBG dalam Pencegahan StuntingStunting dan Masalah Gizi di Indonesia, Berkurang atau Bertambah?

Tradisi Megibung menjadi cara umat Muslim di Karangasem, Bali, menyambut bulan Ramadan. Tradisi ini berupa kegiatan memasak dan makan bersama sambil duduk melingkar.

Keunikan tradisi ini terletak pada tata cara penyajian makanan, di mana nasi disajikan dalam wadah bernama gibungan dan lauk diletakkan di atas alas yang disebut karangan. Megibung dipercaya dapat mempererat persaudaraan dan kebersamaan.

0 Komentar