KBEonline.id – Krisis iklim merupakan masalah mendesak yang mengancam keberlangsungan planet Bumi. Di Indonesia, negara dengan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang melimpah, dampak krisis iklim semakin jelas terlihat.
Banjir besar di ibu kota dan pemanasan global yang mengancam pulau-pulau kecil di sekitarnya adalah bukti nyata yang tidak dapat diabaikan.
Saat ini, perubahan iklim merupakan tantangan global paling signifikan bagi manusia. Berdasarkan laporan dari berbagai organisasi internasional seperti World Meteorological Organization (WMO), Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), dan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), perubahan iklim akan terus berlangsung dalam beberapa dekade mendatang jika tidak ada tindakan mitigasi yang diambil. Dampak negatif yang telah dihasilkan oleh perubahan iklim mengharuskan adanya respons global dalam bentuk aksi mitigasi dan adaptasi.
Baca Juga:Wujudkan Peran Pemuda dalam Memajukan Sektor Kewirausahaan, HIPMI PT Unsika Laksanakan Pelantikan KepengurusanGrand Opening Majang Korean BBQ di KCP Mall 3 Banjir Pengunjung, Promo Cashback 100% Jadi Incaran
Laporan World Meteorological Organization (State of the Global Climate 2023) mengungkapkan bahwa tahun 2023 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat, dengan suhu global 1,45 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri. Selain itu, sembilan tahun terakhir (2015-2023) merupakan periode sembilan tahun terpanas dalam sejarah.
Oleh karena itu, generasi muda perlu berperan aktif dalam mengatasi krisis iklim dengan menjadi penggugat iklim.
Mereka harus menuntut pertanggungjawaban negara atas kebijakan yang memperparah krisis iklim, serta menuntut korporasi multinasional yang telah menghasilkan emisi dalam jumlah besar selama dekade terakhir.
Beberapa solusi yang dapat diimplementasikan oleh generasi muda untuk menciptakan inovasi dalam mengatasi perubahan iklim antara lain adalah dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan dan praktik berkelanjutan, berperan aktif dalam pengambilan keputusan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta membangun jaringan dan berkolaborasi dengan berbagai organisasi dan komunitas untuk memperkuat upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Karena dirasa, yang paling rentan menghadapi perubahan iklim ini adalah para generasi muda yang menjadi tulang punggung NKRI untuk ke depannya, karena kita bukan hanya sebagai saksi tetapi diharapkan kita juga sebagai agen perubahan hadapi krisis iklim ini, karena peran generasi muda sangatlah penting memanfaatkan peran teknologi hijau untuk melakukan perubahan sesuai dengan era perkembangan aksi adaptasi perubahan iklim ke depannya.(Vionisya Citra)