CIKARANG PUSAT, KBEonline.id – Perumahan The Arthera Hill 2 yang berada di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi yang viral beredar di media sosial karena terendam banjir ternyata belum berizin. Properti tersebut berada di bawah bendera PT Prisma Inti.
”Kalau menurut pada sistem kami belum ada pengajuan proses izin ya,”kata Plt. Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Juanda Rahmat saat di konfirmasi Cikarang Ekspres, Selasa (4/3/25).
Juanda menuturkan, pihaknya tidak mengetahui terkait apakah sudah ada proses rekomendasi lainnya. Hanya saja untuk masalah permohonannya dalam sistem disampaikan belum ada.”Ada beberapa ajuan dibeberapa wilayah untuk properti. Namun untuk di Desa Jayasampurna Kecamatan Serang Baru apabila dalam sistem tidak ada ya,”jelasnya.
Baca Juga:DPRD Gelar Rapur Dengar Pidato Pertama Bupati dan Wakil Bupati Karawang Periode 2025-2030Harapan Warga, Lapangan Kerja Dipermudah di Karawang
Sementara itu, Kepala Seksi Penataan Ruang Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dicky Cahyadi menyampaikan, untuk wilayah di Desa Jayasampurna Kecamatan Serang Baru menurut acuan peta gambar pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan kawasan permukiman dan perkotaan.
“Kalau Desa Jayasampurna di RTRW Kabupaten 2011-2031 masuk zona permukiman perkotaan. Jadi bukan untuk resapan air,”ucap Dicky.
Dicky menjelaskan, sebagai petugas pihaknya tidak berani apabila memberikan rekomendasi yang tidak sesuai dengan peraturan perundang undangan.
“Jadi kenapa penataan ruang itu penting. Karena untuk kepentingan masyarakat luas. Salah satunya penyebab pembangunan perumahan tidak merugikan masyarakat,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Perumahan The Arthera Hill 2 di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, kembali dilanda banjir pada Kamis (27/02) malam. Tingginya debit air di Kali Cikarang menyebabkan genangan air mencapai lebih dari 1 meter, meskipun kini telah berangsur surut.
Ketua Paguyuban Perumahan The Arthera Hill 2, Andri Julianto, menyebutkan bahwa banjir ini merupakan yang terparah sejak November 2024. “Banjir sudah terjadi empat hingga lima kali sejak November lalu, tetapi kali ini paling parah karena wilayah terdampak semakin luas,” ungkapnya pada Jumat (28/02) pagi.
Andri menjelaskan bahwa sekitar 200 rumah dengan total 400 hingga 500 jiwa terdampak akibat banjir ini. Banyak warga terpaksa mengungsi ke mushola dan rumah contoh.