Setelah Banjir, Teror DBD! Satu Nyawa Melayang, Kasus Terus Bertambah

nyamuk.jpeg
nyamuk.jpeg
0 Komentar

BEKASI, KBEonline.id – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bekasi mengalami peningkatan setelah banjir yang melanda sejumlah wilayah surut.

Banyaknya genangan air menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti, ditambah tumpukan sampah sisa banjir yang memperburuk kondisi lingkungan.

Kondisi ini semakin diperparah dengan masih berlangsungnya musim hujan, yang meningkatkan risiko penyebaran DBD.

Baca Juga:Tanggap Darurat! Pemkab Bekasi Pastikan Warga Tak TerlantarTanggap Darurat Banjir, Panglima TNI Saluran 70 Unit Alat Angkutan Air

Masyarakat diimbau untuk lebih waspada, mengingat tren peningkatan kasus DBD sering terjadi setelah bencana banjir.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi melaporkan satu kasus kematian akibat DBD tahun ini. Korban berasal dari wilayah kerja Puskesmas Cipayung, Kecamatan Cikarang Timur.

Menyikapi situasi ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, dr. Alamsyah, memastikan pihaknya telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mencegah penyebaran DBD lebih lanjut.

“Kami telah menginstruksikan seluruh puskesmas untuk melakukan sosialisasi 3M+ (Menguras, Menutup, Mendaur ulang, serta upaya tambahan) di wilayah terdampak banjir. Selain itu, pemantauan jentik nyamuk dilakukan secara berkala setiap minggu untuk memastikan lingkungan tetap bersih dan bebas dari sarang nyamuk,” ujar dr. Alamsyah kepada Cikarang Ekspres.

Petugas puskesmas juga aktif melakukan penghitungan Angka Bebas Jentik (ABJ) guna mengukur efektivitas pemberantasan sarang nyamuk. ABJ yang rendah menunjukkan bahwa suatu wilayah masih berisiko tinggi mengalami peningkatan kasus DBD, sehingga diperlukan tindakan lebih lanjut seperti fogging dan edukasi intensif kepada masyarakat.

Kendati demikian, Alamsyah mengingatkan bahwa musim hujan masih berlangsung, sehingga masyarakat perlu lebih waspada terhadap penyebaran DBD.

“Genangan air di sekitar rumah, seperti di ban bekas, talang air, dan tempat-tempat tersembunyi lainnya, bisa menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti bertelur dan berkembang biak,” jelasnya.

Baca Juga:Harimau atau Singa, Menurut Kamu Siapa yang Lebih Kuat?Merasa Lelah Kecanduan Gadget? Coba Cara ini untuk Menguranginya

Dinas Kesehatan juga terus menggalakkan pemantauan jentik secara rutin dan memberikan edukasi kepada warga agar lebih memahami pentingnya pemberantasan sarang nyamuk.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, ruam kulit, serta perdarahan ringan seperti mimisan atau gusi berdarah.

0 Komentar