Benarkah Emosi dapat Membuat Pikiran Tidak Jernih? Inilah Penyebabnya

Gambar Emosi yang Meledak
Ilustrasi Emosi (alodokter)
0 Komentar

KBEonline.id – Setiap orang pasti pernah mengalami saat-saat sulit ketika mereka berjuang untuk menahan amarah atau kesedihan. Meskipun hal ini adalah bagian dari sifat manusia, ketidakmampuan untuk mengelola emosi dengan baik dapat membawa dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab di balik emosi yang tidak terkontrol.

Ada berbagai faktor yang dapat memicu emosi yang tidak terkelola, salah satunya adalah sifat temperamental. Untuk lebih memahami penyebab, dampak, dan cara mengatasi emosi yang tidak terkendali, mari kita simak penjelasan berikut ini.

1. Pengaruh Hormon

Hormon merupakan salah satu penyebab umum dari emosi yang tidak terkontrol, terutama pada wanita. Perubahan kadar hormon seperti estrogen dan progesteron pada wanita, serta testosteron dan kortisol pada pria, dapat berdampak besar pada suasana hati dan respons emosional seseorang. Misalnya, fluktuasi hormon selama siklus menstruasi atau kehamilan seringkali menyebabkan gejolak emosional yang intens.

2. Kurang Tidur atau Istirahat

Baca Juga:Kulit adalah Genetik, Apakah Bisa Diputihkan? Atau hanya Bisa Dicerahkan? Inilah PenjelasannyaJangan Terlalu Sering Bermain Gadget, Sinar Birunya dapat Membuat Kamu Lebih Cepat Tua

Kekurangan tidur atau istirahat yang berkepanjangan juga bisa menjadi pemicu emosi yang tidak stabil. Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup waktu untuk beristirahat, sistem saraf menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan emosional. Hal ini membuat seseorang lebih mudah merasa frustrasi, cemas, atau marah dalam situasi yang seharusnya bisa dihadapi dengan tenang. Saat kurang tidur, area otak bernama amigdala—yang berperan dalam mengendalikan reaksi emosional—akan bekerja lebih keras.

3. Sifat Temperamental

Sifat temperamental juga menjadi penyebab emosi yang tidak terkontrol. Beberapa orang memiliki kecenderungan bawaan untuk bereaksi berlebihan terhadap rangsangan di sekitar mereka. Individu dengan sifat ini sering kali kesulitan dalam mengelola emosi, sehingga mereka rentan tersinggung dan cenderung meledak-ledak saat mengekspresikan kemarahan.

Reaksi setiap orang saat marah bisa bervariasi, ada yang mengekspresikannya secara verbal atau fisik, sementara yang lain memilih untuk memendamnya. Namun, penting untuk meluapkan emosi dengan cara yang positif dan tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain.

Jika kamu merasa kesulitan untuk mengendalikan amarah hingga mengganggu kehidupan sosial kamu, sebaiknya pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog agar mendapatkan bantuan yang tepat.

0 Komentar