KARAWANG, KBEonline.id – Sejumlah warung dadakan mulai bermunculan di pinggir jalan menjelang arus mudik Lebaran. Salah satunya adalah warung milik Ramdan (24) dan Nurali (24), warga Karawang yang baru membuka usahanya sehari sebelumnya.
Beroperasi selama 24 jam, warung ini sudah berjalan selama tiga tahun dan menjadi sumber penghasilan tambahan bagi mereka.
Ramdan, yang sehari-hari bekerja di proyek dengan upah Rp140 ribu per hari, mengaku warung ini dimodali oleh kakaknya.
Baca Juga:WOM Finance Gelar RUPST dan RUPSLB, Tetapkan Pembagian DividenBiar Mudik Lancar! Polres Metro Bekasi Tutup 38 U-Turn Ilegal, Cek Daftarnya
“Lumayan, dibagi dua sama kakak, bisa dapat Rp500 ribu masing-masing,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa pendapatan warung bervariasi tergantung kondisi.
“Kadang bisa dapat Rp1 juta seminggu, apalagi besok tanggal merah pasti ramai,” tambahnya.
Keberadaan warung dadakan di sepanjang jalan arus mudik memberikan tempat istirahat bagi para pemudik yang merasa kelelahan saat di tengah perjalanan panjang.
Makanan makanan ringan yang cukup untuk mengganjal perut membuat warung dadakan selalu ramai pemudik di sepanjang jalan bahkan ada yang sampai bermalam karena kelelahan dan perjalanan yang panjang.
Meski ramai pemudik, keberadaan warung-warung dadakan ini tak luput dari perhatian Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Karawang.
Kepala Satpol PP Karawang, Basuki Rachmat, melalui Kasi Opsdal Tata Suparta, mengimbau agar para pemilik warung membongkar lapak mereka secara mandiri.
“Kami masih memberikan imbauan lisan, surat rencananya akan diberikan besok atau lusa. Pembongkaran lapak mandiri diberikan waktu hingga H+7 Lebaran,” ujarnya.
Baca Juga:Sudah Sepi, Dihantui Uang Palsu Pula! Nasib Jasa Penukaran Uang di Bekasi Makin LesuDPRD Karawang Tinjau Persiapan Mudik di Terminal Klari
Ramdan sendiri mengaku siap mengikuti aturan yang berlaku. Ia juga menegaskan bahwa selama tiga tahun menjalankan usaha ini, tidak pernah ada kendala dengan preman atau pungutan liar.
“Belum pernah ada masalah, lancar-lancar aja,” tambahnya.
Keberadaan warung-warung dadakan di sepanjang jalur mudik memang memberikan kemudahan bagi para pemudik yang membutuhkan makanan dan minuman selama perjalanan.
Namun, di sisi lain, warung ini kerap dianggap sebagai bangunan liar yang melanggar aturan. Oleh karena itu, Satpol PP Karawang rutin melakukan penertiban agar tidak mengganggu ketertiban umum.
Meski harus membongkar warungnya, Ramdan dan Nurali tetap berharap bisa mencari penghasilan dari usaha lainnya.