Tahukah Kamu bahwa Berat Awan Ratusan Ton? Tapi Kenapa Tidak Jatuh?

Awan Ternyata Beratnya Ratusan Ton
Ilustrasi Gambar Awan (liputan6.com)
0 Komentar

KBEonline.id – Awan yang kita lihat dari permukaan Bumi sering kali tampak seperti gumpalan kapas putih yang lembut. Dengan penampilan yang menawan ini, banyak orang mungkin berpikir bahwa awan memiliki bobot yang ringan. Namun, kenyataannya, berat awan bisa mencapai ratusan ton.

Awan sebenarnya merupakan kumpulan tetesan air atau kristal es yang melayang di atmosfer. Mereka adalah saksi bisu dari proses penguapan air di Bumi. Menurut United States Geological Survey (USGS), awan kumulus rata-rata memiliki berat sekitar 500 ton, atau setara dengan 500.000 kilogram—berat yang sama dengan 500 mobil.

Awan kumulus biasanya memiliki tekstur lembut dan terbentuk pada hari-hari cerah ketika udara hangat naik dari daratan atau sisi bukit yang terkena sinar matahari. Ketika awan kumulus ini semakin membesar, mereka dapat berubah menjadi awan cumulonimbus, yang terkenal dengan petirnya.

Baca Juga:Organ Tubuh Bisa Simpan Rasa Trauma, Bagaimana Cara Mengatasinya?Kenapa Daging Ikan Hias Rasanya Tak Seenak Ikan Biasa? Apakah Bisa Dimakan?

Dalam buku “265++ Pertanyaan Sains Paling Seru & Norak” oleh Puspa Swara dan Priyono (2012), dijelaskan bahwa meskipun awan memiliki bobot yang berat, mereka tidak jatuh ke Bumi karena terbentuk dari titik-titik air yang sangat kecil. Titik-titik ini tersebar dalam area yang sangat luas, bisa mencapai 1,6 kilometer persegi.

Pada ketinggian tertentu, arus angin akan meniup tetesan kecil tersebut dan menahannya di udara lebih lama. Proses konveksi panas juga berperan penting dalam menjaga awan tetap melayang. Ketika udara hangat naik, awan menjadi lebih ringan dibandingkan dengan udara dingin di sekitarnya.

Udara hangat dari Bumi membantu awan tetap mengambang. Meskipun awan dapat bertahan cukup lama di langit, pada akhirnya, ketika bobotnya semakin berat, mereka akan jatuh perlahan ke Bumi dalam bentuk hujan.

Saat udara dalam awan bergerak terus-menerus, butiran-butiran air kecil akan saling bertabrakan dan bergabung membentuk butiran yang lebih besar. Butiran-butiran ini kemudian mengembang dan akhirnya jatuh sebagai hujan.

Butiran hujan dapat memiliki lebar hingga 5 mm; semakin besar butirannya, semakin cepat mereka jatuh ke tanah. Dalam fenomena salju, kristal es dalam awan saling menempel dan membentuk gumpalan besar sebelum akhirnya jatuh sebagai salju.

0 Komentar