Dalam buku “Cuaca” oleh Sue Nicholson (2005), dijelaskan bahwa jenis presipitasi atau cairan yang berasal dari atmosfer tergantung pada komposisi awan itu sendiri. Presipitasi mencakup hujan, gerimis, salju, hujan butiran es, dan hujan es.
Awan rendah biasanya hanya mengandung butiran air sehingga menghasilkan hujan atau gerimis. Sebaliknya, awan yang lebih tebal mengandung baik butiran air maupun kristal es, memungkinkan mereka menghasilkan berbagai bentuk presipitasi seperti hujan dan salju.
Kristal es yang terbentuk dari butiran air memiliki warna bening atau putih keruh seperti susu. Di Amerika Serikat, kristal es ini dikenal sebagai sleet atau hujan butiran es; sementara di Inggris, sleet merujuk pada salju yang meleleh saat jatuh atau campuran salju dan hujan.
Baca Juga:Organ Tubuh Bisa Simpan Rasa Trauma, Bagaimana Cara Mengatasinya?Kenapa Daging Ikan Hias Rasanya Tak Seenak Ikan Biasa? Apakah Bisa Dimakan?
Pembentukan salju dimulai dengan butiran-butiran es kecil yang berputar di dalam awan cumulonimbus. Butiran es ini terus membesar hingga menjadi terlalu berat untuk tetap terangkat oleh awan dan akhirnya jatuh ke tanah.
Lapisan putih pada salju terbentuk di bagian atas awan, tempat air membeku dengan cepat sehingga terperangkap gelembung-gelembung kecil udara. Sementara itu, lapisan udara bening terbentuk lebih lambat di bagian bawah awan yang memiliki suhu lebih hangat.
Dengan begitu banyak keajaiban yang terjadi di langit, awan bukan hanya sekadar gumpalan kapas; mereka adalah bagian penting dari siklus air dan kehidupan di Bumi!
(Vionisya Citra)