KBEonline.id – Kamu pasti pernah merasakan keharuman segar dan menenangkan yang muncul setelah hujan membasahi tanah. Aroma ini dikenal dengan sebutan petrichor, yang berasal dari bahasa Yunani, di mana “petros” berarti batu dan “ichor” merujuk pada cairan yang mengalir dalam pembuluh darah para dewa.
Di musim hujan seperti yang kita alami belakangan ini, terutama di bulan Desember, tidak butuh waktu lama untuk mengenali bau khas tanah yang muncul setiap kali hujan deras mengguyur. Petrichor, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai petrikor, adalah aroma alami yang terbentuk ketika hujan jatuh di lahan kering. Kata ini menggabungkan awalan “petr” yang merujuk pada batu dan “ichor” yang menggambarkan aroma lembut.
Menurut Kamus Merriam-Webster, petrichor didefinisikan sebagai bau tanah yang menyenangkan, sering kali diasosiasikan dengan hujan setelah periode cuaca panas dan kering. Aroma ini dapat dihasilkan dari kombinasi minyak nabati yang mudah menguap dan geosmin—senyawa yang dilepaskan oleh tanah—yang bersama ozon menciptakan keharuman khas saat hujan.
Baca Juga:Merasa Panas di Hari Jumat Lebih Panas Dari Biasanya? Ini dia AlasannyaInilah Alasan Mengapa Kulit Berminyak Hanya Ada di Wajah, Tidak di Bagian Tubuh Yang Lain
Istilah petrichor pertama kali diperkenalkan pada tahun 1964 oleh dua peneliti dari CSIRO, Isabel Joy Bear dan Roderick G. Thomas, dalam sebuah artikel di jurnal Nature. Mereka menjelaskan bahwa aroma ini berasal dari minyak yang dikeluarkan oleh tanaman tertentu selama musim kemarau, ketika minyak tersebut terserap ke dalam tanah dan bebatuan. Ketika hujan turun, minyak ini dilepaskan ke udara bersamaan dengan geosmin, produk sampingan dari metabolisme aktinobakteria, menciptakan aroma unik yang kita kenal.
Meskipun air hujan sendiri tidak memiliki bau atau rasa, saat hujan turun setelah periode panjang tanpa air, muncul aroma khas yang konon dapat memberikan efek menenangkan. Selain itu, flora di sekitar juga berkontribusi terhadap keharuman ini; beberapa tumbuhan diketahui mengeluarkan minyak saat musim kemarau, dan saat hujan tiba, minyak tersebut terlepas ke udara.
Asam lemak volatil seperti asam stearat dan asam palmitat turut memperkaya aroma tanah saat hujan. Bau lain yang sering terasosiasi dengan hujan adalah ozon. Selama badai petir, petir dapat memecah molekul oksigen dan nitrogen di atmosfer, yang kemudian bergabung kembali menjadi oksida nitrat. Zat ini berinteraksi dengan bahan kimia lain di atmosfer untuk membentuk ozon, menghasilkan bau tajam seperti klorin.