“Awalnya lancar, pencairan selalu tepat waktu. Tapi sejak Maret 2025 mulai mencurigakan, pencairan ditunda terus, lalu dia hilang sejak 10 April,” ujarnya.
Sakinah mengungkap bahwa sebelum menghilang, Vega sempat mengirim pesan perpisahan kepada admin grup, menyampaikan permintaan maaf dan menitipkan anaknya. Pesan itu membuat para korban makin curiga Vega sengaja melarikan diri.
Firda Ramadhani Putri (24), korban lainnya, mengaku mengalami kerugian sekitar Rp6 juta. Ia baru bergabung pada akhir 2024, tertarik karena promosi dari sejumlah selebgram dan testimoni positif.
“Kelihatannya profesional. Tapi ternyata bodong,” katanya.
Baca Juga:RS Bayukarta Klaim Pengolahan Limbah Sudah Sesuai Standart: Komitmen Akan Kooperatif dalam Proses HukumDukung Swasembada Pangan Nasional, DPKP Karawang Laksanakan Rehabilitasi Irigasi Tersier di 30 Kecamatan
Firda menyebut ada yang terakhir melihat Vega di kawasan Senayan dan Radio Dalam, Jakarta Selatan.
Para korban juga telah mendatangi rumah pelaku di Serangbaru, namun rumah tersebut telah ditempati orang lain. Diduga sebelumnya, Vega juga sempat tinggal di Perumahan Kosmos dan menjalankan usaha jual-beli pakaian dari sana.
Hingga kini, lebih dari 300 orang mengaku menjadi korban, termasuk dari luar negeri seperti Korea dan Jepang. Beberapa korban juga menyebut Vega sempat mengancam anggota grup agar tidak menyebarkan percakapan atau bukti, dengan dalih bisa dipidana.
Para korban berharap pelaku segera ditangkap dan dimintai pertanggungjawaban hukum.
“Uangnya mungkin sulit kembali, tapi setidaknya pelakunya harus bertanggung jawab,” tutup Firda.(Iky)