Karawang sebagai lumbung padi nasional menjadi latar belakang kuat proyek ini. Sayangnya, sebagian besar sekam padi belum termanfaatkan secara maksimal dan justru menjadi limbah yang mencemari lingkungan.
Melalui inovasi ini, tim BRISMA berharap dapat mengelola sekam dalam volume besar dan menciptakan kesejahteraan tambahan bagi para petani.
Selain memproduksi briket, Unsika juga sedang mengembangkan produk turunannya seperti karpet argonik dan batako komposit berbahan sekam dan jerami.
Baca Juga:Skor 780,61: Kabupaten Bekasi Tembus Kategori Nindya, Apakah Tahun Depan KLA Penuh?Terungkap Nekat Curi Bus, Pria Ini Bikin Kecelakaan Beruntun di Bekasi! Polisi Bongkar Motifnya
Program ini juga menjadi bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian masyarakat dan riset aplikatif.
Hibah yang diterima merupakan skema community development, sehingga fokus kegiatan tidak hanya pada produksi, tetapi juga pada pelatihan dan pembinaan petani di Karawang.
Program dimulai sejak April 2025 dan akan berlangsung selama 6–12 bulan, dengan presentasi hasil di Kuala Lumpur pada Januari 2026 mendatang.
Dengan visi membawa Unsika menuju kancah global, tim BRISMA berharap inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan energi alternatif berbasis lokal yang berkelanjutan dan berdaya saing internasional.(aufa)