Gurita bukan sekadar hewan laut biasa. Sistem saraf mereka sangat kompleks, bahkan lebih maju dibanding banyak makhluk lain. Oleh karena itu, perubahan lingkungan yang drastis bisa mengguncang keseimbangan mental mereka. Dalam situasi tanpa jalan keluar, mereka bisa bertindak ekstrem—mirip dengan manusia yang ketika terdesak, bisa melakukan hal-hal di luar nalar.
Menariknya, pada beberapa spesies gurita, terutama betina, perilaku ini bukan hanya akibat stres atau infeksi. Ini adalah bagian dari siklus hidup yang sudah tertanam dalam tubuh mereka. Setelah bertelur, sistem tubuh mereka berubah drastis dan seolah menekan tombol “penghancuran diri.” Penelitian dari Live Science mengungkap bahwa setelah bertelur, kelenjar optik gurita memproduksi hormon steroid dalam jumlah tinggi. Hormon ini membuat mereka berhenti makan, melemah, dan mulai melukai diri sendiri. Beberapa bahkan menghantam tubuhnya ke batu atau menggigit tentakelnya sampai habis.
Yang mengejutkan, ketika kelenjar optik ini diangkat, gurita bisa hidup lebih lama dan tidak menunjukkan perilaku merusak diri. Ini membuktikan bahwa mereka memang diprogram secara biologis untuk mati setelah bertelur. Dugaan sementara, ini adalah mekanisme alami agar bayi gurita bisa tumbuh tanpa ancaman dari induknya sendiri—karena gurita dikenal sebagai kanibal yang tidak segan memangsa anaknya jika masih berada di sekitarnya.
Baca Juga:Tahukah Kamu Kalau Kuda Tidak Bisa Muntah? Kenapa Alasannya?LBH Disabilitas Nusantara Hadir Bantu Masyarakat Perjuangkan Hak- haknya
Kisah gurita yang menggigit tangannya sendiri memang terdengar seperti adegan film horor, tapi di balik itu semua ada alasan ilmiah yang kuat. Infeksi sistem saraf, stres lingkungan yang berat, dan perubahan hormon pasca bertelur adalah tiga faktor utama yang memicu fenomena ini.
Pada akhirnya, meskipun gurita memiliki kecerdasan luar biasa dan kemampuan adaptasi yang hebat, mereka tetap tunduk pada mekanisme biologis yang tak bisa dihindari. Fenomena ini bukan sekadar tindakan irasional, melainkan pengingat bahwa bahkan makhluk secerdas gurita pun tak mampu melawan takdir alam dan tubuhnya sendiri.
(Vionisya Citra)