Apa Yang Terjadi Saat Mati Otak? Ketika Otak Berhenti Berfungsi Permanen dan Harapan yang Hilang

Yang Terjadi Saat Mati Otak
Ilustrasi Gambar Yang Terjadi Saat Mati Otak (Halodoc)
0 Komentar

KBEonline.id – Mati otak adalah kondisi medis serius di mana seluruh aktivitas otak berhenti secara permanen. Orang yang mengalami mati otak berada dalam keadaan koma total dan tidak akan pernah sadar kembali.

Pada kondisi ini, pasien membutuhkan bantuan alat medis seperti mesin ventilator agar bisa bernapas dan obat-obatan untuk menjaga jantung tetap berdetak. Sayangnya, otak yang sudah mati tidak bisa lagi mengendalikan fungsi tubuh, termasuk pernapasan dan detak jantung secara alami. Dengan kata lain, meskipun tubuh masih terlihat hidup karena alat bantu, secara medis pasien sudah dinyatakan meninggal.

Mati otak terjadi ketika suplai darah atau oksigen ke otak terhenti, menyebabkan kerusakan jaringan otak yang tidak bisa diperbaiki. Beberapa penyebab umum meliputi:

– Gangguan fungsi jantung seperti henti jantung atau serangan jantung

Stroke

– Cedera kepala berat

– Perdarahan otak

– Infeksi otak seperti meningitis

– Tumor otak

– Herniasi otak

Baca Juga:Halal Bihalal dan Temu Kangen Kader PKB Karawang: Ajang Silaturahmi dan Penguatan Regenerasi KaderAnjing vs Kucing, Mengapa Variasi Ras Anjing Lebih Banyak?

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar seseorang dapat dinyatakan mati otak:

1. Koma Permanen

Pasien harus dalam kondisi koma yang tidak bisa disadarkan kembali. Koma yang masih memungkinkan kesadaran tidak termasuk mati otak.

2. Tidak Ada Refleks Otak

Refleks seperti mata yang tidak merespons gerakan kepala, pupil mata yang tidak mengecil saat terkena cahaya, tidak berkedip saat bola mata disentuh, tidak ada gerakan mata saat air es disemprotkan ke telinga, serta tidak ada refleks batuk atau muntah.

3. Tidak Ada Pernapasan Mandiri

Pasien tidak bisa bernapas sendiri dan tidak memiliki denyut nadi atau detak jantung tanpa alat bantu. Berbeda dengan henti jantung yang bisa diatasi dengan resusitasi jantung paru (RJP), pasien mati otak tidak akan pulih meski sudah dilakukan RJP berulang kali.

Untuk memastikan diagnosis, dokter melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

Elektroensefalografi (EEG): Mengukur aktivitas listrik otak; pada pasien mati otak, aktivitas listrik tidak terdeteksi.

Elektrokardiogram (EKG): Memantau aktivitas listrik jantung; tidak ada aktivitas berarti pada pasien mati otak.

Tes Pencitraan: CT scan, MRI, angiografi, atau USG Doppler untuk melihat kondisi otak dan aliran darah.

0 Komentar