KBEonline.id – Bumi, sebagai planet ketiga dari matahari, memang dikenal sebagai tempat yang ideal untuk kehidupan. Namun tahukah kamu, jarak antara bumi dan matahari sebenarnya tidak tetap dan terus mengalami perubahan? Apa sih yang menyebabkan hal ini?
Menurut Handoko dalam bukunya Klimatologi Dasar: Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan Unsur-unsur Iklim, bumi mengelilingi matahari dalam lintasan yang berbentuk elips atau oval, bukan lingkaran sempurna. Bentuk orbit ini menimbulkan dua fenomena penting: aphelion, saat bumi berada di titik terjauh dari matahari, dan perihelion, saat bumi berada paling dekat dengan matahari.
Berdasarkan data resmi dari NASA, jarak rata-rata bumi ke matahari berkisar antara 147,1 juta hingga 152,2 juta kilometer. Jarak ini sangat pas-tidak terlalu dekat, juga tidak terlalu jauh-sehingga suhu di bumi tetap nyaman dan mendukung kehidupan.
Baca Juga:Debat KDM vs Aura Cinta Setingan?, Gadis Ini Ternyata Bintang Iklan dan Pemain FilmBanyak Orang Tua Terabaikan, Pipik Sosialisasi Perda Kesejahteraan Lanjut Usia
Namun, dalam beberapa waktu terakhir, jarak antara bumi dan matahari ternyata semakin bertambah. Apa penyebabnya? Dua faktor utama yang memengaruhi jarak ini adalah matahari yang kehilangan massa dan pengaruh gaya pasang surut.
1. Matahari yang Terus Kehilangan Massa
Brian DiGiorgio, seorang astronom dari University of California, menjelaskan bahwa matahari menghasilkan energi melalui reaksi fusi nuklir, di mana massa diubah menjadi energi. Karena proses ini berlangsung terus-menerus, matahari perlahan kehilangan massa dan mulai menyusut. NASA memperkirakan matahari hanya memiliki sisa umur sekitar 5 miliar tahun lagi.
Meski kehilangan massa hanya sekitar 0,1% dari totalnya, jumlah ini sangat besar-setara dengan massa planet Jupiter yang 318 kali lebih berat dari bumi! Karena gravitasi bergantung pada massa, berkurangnya massa matahari membuat tarikan gravitasinya melemah, sehingga bumi perlahan-lahan menjauh sekitar 6 cm setiap tahun.
2. Pengaruh Gaya Pasang Surut
Matahari berputar pada porosnya setiap 27 hari, sementara bumi mengelilingi matahari dalam waktu sekitar 365 hari. Perbedaan kecepatan rotasi ini menciptakan fenomena yang disebut “tonjolan pasang surut” pada matahari. Tonjolan ini menghasilkan gaya gravitasi yang juga mendorong bumi semakin menjauh, meski efeknya sangat kecil-sekitar 0,0003 cm per tahun.
Akibat bumi menjauh, intensitas cahaya matahari yang sampai ke permukaan bumi sedikit berkurang, sekitar 0,4%. Ini membuat cahaya matahari terasa lebih redup dari waktu ke waktu.