Siswa SMK Bina Karya 1 Mendukung Program Pembinaan di Barak Militer

SMK Bina Karya 1 Karawang, Junaedi Abdullah.
SMK Bina Karya 1 Karawang, Junaedi Abdullah, dukung program pembinaan siswa bermasalah melalui pelatihan di barak. --KBEonline--
0 Komentar

KARAWANG, KBEonline.id – Program pembinaan siswa bermasalah melalui pelatihan di barak militer yang digagas Satgas Pelajar Jawa Barat mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk sekolah dan siswa di Kabupaten Karawang. Program ini dinilai dapat memberikan efek jera bagi siswa yang terlibat dalam pelanggaran berat, seperti tawuran dan membawa senjata tajam.

Kesiswaan SMK Bina Karya 1 Karawang, Junaedi Abdullah, menyambut baik program tersebut selama dijalankan secara transparan dan tidak disalahgunakan. Ia mengingatkan agar tidak ada oknum yang menyalahgunakan wewenang, karena hal itu bisa menimbulkan ketakutan di kalangan orang tua sehingga enggan memberikan izin.

“Kalau ada kekerasan yang tidak selayaknya dan tidak terpantau, orang tua pasti khawatir. Makanya penting ada izin dari orang tua dan keinginan dari siswa sendiri. Jangan sampai ada paksaan,” ujar Junaedi saat ditemui, Selasa (6/5).

Baca Juga:Januari-Maret, Karawang Dilanda 53 Bencana, Ini Rinciannya..Bukan SMK, Kasus Tawuran Pelajar di Karawang Justru Didominasi Anak SMP

Menurutnya, program ini sangat tepat karena saat ini kasus kenakalan remaja sudah melampaui batas wajar.

“Ini bukan sekadar kenakalan, tapi sudah bisa dikatakan kriminal. Mereka bawa senjata tajam dan biasanya diprovokasi oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab, termasuk alumni,” tambahnya.

Program Satgas Pelajar Jawa Barat akan dimulai pada Sabtu mendatang di Bandung dan berlangsung selama dua minggu. Setiap sekolah diimbau mengirim dua siswa, dengan catatan atas dasar sukarela dari siswa dan seizin orang tua. Program ini diharapkan mampu membentuk kedisiplinan dan karakter siswa yang lebih baik.

Di SMK Bina Karya 1 sendiri, pembinaan terhadap siswa rutin dilakukan melalui kegiatan keagamaan seperti tausiah, salat dhuha bersama, dan pembinaan karakter oleh pembina OSIS. Menurut Junaedi, keberhasilan pembinaan memerlukan kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan orang tua siswa.

Salah satu siswa kelas 10 di SMK tersebut menyatakan kesiapannya jika diminta ikut dalam program tersebut.

“Kalau saya tergolong siswa bermasalah, saya siap dikirim ke barak militer. Itu bisa membimbing dan membina siswa seperti saya jadi lebih baik,” katanya.

Dengan adanya dukungan dari sekolah dan siswa, diharapkan program ini dapat berjalan efektif dan menjadi solusi atas maraknya kasus pelanggaran disiplin di kalangan pelajar. Pihak sekolah pun berharap pelatihan semacam ini terus dikembangkan sebagai langkah pembinaan jangka panjang.(Aufa)

0 Komentar