BEKASI, KBEonline.id – Dalam beberapa hari terakhir, beredar luas video dan foto di berbagai platform media sosial yang menampilkan bangunan pintu air di Kali Irigasi, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Dalam narasi unggahan tersebut, pintu air itu disebut sebagai peninggalan pemerintahan Kolonial Belanda dan bahkan dikaitkan sebagai “mata air purba”.
Menanggapi viralnya konten yang dinilai menyesatkan itu, Ketua Tim Pendaftar Cagar Budaya (TPCB) Kabupaten Bekasi, Agah Handoko, melakukan kunjungan langsung ke lokasi pada Senin (5/5/2025).
Baca Juga:Kejari Karawang Musnahkan Barang Bukti Narkoba dan Senjata SajamSetia Pada Lilin, Bukan Printing: Dimas Batik Jadi Penjaga Terakhir Batik Tulis Tasikmalaya
Agah menyatakan bahwa pintu air yang viral tersebut bukanlah peninggalan kolonial, melainkan merupakan bangunan irigasi yang dibangun pada masa Orde Baru, tepatnya tahun 1967.
“Dalam peta era Kolonial Belanda tidak tercatat adanya saluran irigasi di lokasi tersebut. Selain itu, struktur bangunannya, seperti batu bata dan besi, masih tampak muda,” ujar Agah dikutip dari keterangan tertulisnya Selasa (06/05).
Ia menjelaskan bahwa pembangunan irigasi tersebut merupakan bagian dari kelanjutan Proyek Saluran Irigasi Tarum Barat (Kalimalang), yang dibangun di era Presiden Soekarno dan diresmikan pada masa Presiden Soeharto pada tahun 1967.
Saluran Kalimalang ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan air minum warga Jakarta dan pengairan lahan pertanian.
“Seiring dengan pembangunan Kalimalang, dibuat juga saluran-saluran irigasi kecil di sepanjang jalurnya. Salah satunya adalah Kali Irigasi di Sumberjaya ini,” jelasnya.
Agah Handoko mengimbau masyarakat untuk berhenti menyebarkan informasi yang keliru, dan mengingatkan media agar tidak sembarangan mengutip informasi dari media sosial tanpa verifikasi.
“Saya harap masyarakat tidak lagi menyebarluaskan video dan foto pintu air di Sumberjaya dengan narasi sebagai peninggalan kolonial atau mata air purba. Media online juga sebaiknya tidak terburu-buru memuat konten dari media sosial tanpa klarifikasi,” tegasnya.
Baca Juga:Ibu dan Anak Tertangkap Basah Mencuri di Minimarket Cikarang SelatanUsulan Gubernur Jabar Soal Vasektomi Sebagai Syarat Bansos, Bupati Bekasi: Belum Ada Pembahasan
Meski demikian, Agah yang juga menjabat sebagai Ketua Komunitas Historika Bekasi (KHB) tetap mengapresiasi tingginya kepedulian warga terhadap bangunan-bangunan bersejarah di daerahnya.
“Walaupun narasinya keliru, saya tetap mengapresiasi semangat warga Kabupaten Bekasi yang peduli terhadap potensi cagar budaya di wilayahnya,” pungkasnya. (Iky)