KBEONLINE.ID- Ketua MUI Karawang menekankan keberadaan Pesantren harus jaadi Sumber Akhlak bukan tempat Tindakan Tercela.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Karawang, KH Tajudin Nur, angkat bicara terkait maraknya kasus pencabulan yang dilakukan oleh oknum di lingkungan pondok pesantren.
Ia menyebut tindakan tersebut sangat memalukan, terutama karena pesantren merupakan tempat pendidikan dan pembinaan akhlak.
Baca Juga:Delapan Desa Ikuti Lomba Desa Tingkat Kecamatan Serang Baru 7 Strategi Manajemen Waktu untuk Pelajar, Cara Jitu Raih Prestasi dan Kehidupan Seimbang
“Pesantren itu punya lima pilar utama, yakni kiai, santri, asrama, masjid, dan kurikulum. Jadi, seharusnya antara kiai dan santri ada hubungan yang kuat dan saling menjaga,” ujar KH Tajudin Nur saat dimintai tanggapan, Selasa (7/5). Menurutnya, peran wali santri juga penting untuk mengawasi perkembangan anak selama di pesantren.
Ia menegaskan bahwa setiap indikasi pencabulan harus segera dilaporkan dan ditindaklanjuti.
“Apalagi kalau hanya dilakukan oleh oknum. Ini mencoreng nama baik lembaga pendidikan Islam dan sangat merusak citra pesantren sebagai sumber akhlak,” tegasnya.
Terkait penanganan kasus, KH Tajudin menyarankan agar dilakukan proses tabayyun atau klarifikasi dan investigasi menyeluruh guna memastikan kebenaran informasi yang beredar. Ia menyayangkan jika kasus-kasus seperti ini tidak ditangani secara serius sejak awal.
Mengenai pembinaan terhadap pimpinan pondok pesantren, KH Tajudin menyebut bahwa hal itu merupakan wewenang Kementerian Agama (Kemenag).
“Kalau pembinaan teknis kepada pemimpin pesantren, itu ranahnya Kemenag. Mereka yang lebih tahu,” jelasnya.
Ia pun mendorong agar program pembinaan terhadap lembaga pesantren yang sudah ada bisa ditingkatkan lagi skalanya. Hal itu, kata dia, penting untuk mencegah terulangnya kasus serupa serta menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap pesantren.(Aufa)