KBEonline.id – Apakah kamu pernah merasakan asam lambung tiba-tiba naik saat sedang stres atau cemas? Ternyata, banyak orang mengalami hal serupa, namun tak semua menyadari bahwa stres dan kecemasan punya kaitan erat dengan kambuhnya penyakit asam lambung.
Menurut sejumlah penelitian, stres memang bisa menjadi pemicu utama kambuhnya gejala asam lambung. Stres dan kecemasan adalah respons alami tubuh, namun jika berlebihan, keduanya dapat memperparah kondisi asam lambung. Untungnya, dengan langkah pencegahan dan teknik pengelolaan stres yang tepat, kamu bisa mengurangi risiko kekambuhan bahkan di masa-masa paling berat sekalipun.
Penyakit asam lambung terjadi ketika asam dari lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi tidak nyaman seperti panas di dada (heartburn). Stres memperburuk gejala ini, dan kecemasan bisa memicu siklus kambuhnya asam lambung. Mengapa demikian?
Berikut beberapa alasan fisik yang menghubungkan stres dan asam lambung:
Baca Juga:Kasus Cabul di Pesantren Makin Meresahkan, Begini Respon Ketua MUI KarawangDelapan Desa Ikuti Lomba Desa Tingkat Kecamatan Serang Baru
– Stres dan kecemasan dapat menurunkan tekanan pada katup bawah kerongkongan, sehingga asam lambung lebih mudah naik.
– Ketegangan otot akibat stres bisa meningkatkan tekanan di area perut, mendorong asam lambung ke atas.
– Stres berat dapat merangsang produksi asam lambung berlebih.
Tak heran, mereka yang sering stres cenderung mengalami gejala asam lambung yang lebih parah. Menariknya, penyakit asam lambung sendiri juga bisa menjadi sumber stres, sehingga tercipta lingkaran setan antara stres dan kekambuhan asam lambung.
Selain stres, beberapa faktor lain yang bisa memicu kambuhnya asam lambung antara lain:
– Makan sebelum tidur
– Konsumsi makanan berlemak atau pedas
– Obesitas
– Minum alkohol
– Merokok
Untuk memutus siklus ini, penting untuk mengelola stres dengan baik. Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan:
– Olahraga: Membantu merilekskan otot dan melepas hormon bahagia.
– Hindari makanan pemicu: Saat stres, tubuh lebih sensitif terhadap makanan tertentu seperti cokelat, kafein, jeruk, makanan pedas, dan berlemak.
– Cukup tidur: Tidur yang berkualitas membantu meredakan stres.
– Teknik relaksasi: Coba yoga, meditasi, atau dengarkan musik yang menenangkan.
– Belajar berkata tidak: Jangan ragu menolak hal-hal yang tidak penting agar tidak menambah beban pikiran.