KBEonline.id – Penggunaan vasektomi sebagai metode kontrasepsi oleh pria di Indonesia masih sangat rendah dan bahkan terus menurun dari waktu ke waktu.
Fenomena ini juga terjadi di banyak negara lain, sehingga meningkatkan peran pria dalam pengendalian kehamilan menjadi tantangan tersendiri.
Pilihan kontrasepsi bagi pria memang terbatas, hanya kondom dan vasektomi. Kondom adalah alat kontrasepsi sekali pakai yang terbuat dari karet lateks, sedangkan vasektomi adalah prosedur medis yang dilakukan dengan memotong dan mengikat saluran sperma (vas deferens) untuk mencegah kehamilan. Vasektomi memiliki banyak keunggulan, seperti prosedur yang cepat (hanya 5-10 menit), aman, sederhana, biaya terjangkau, serta secara budaya lebih dianjurkan jika dilakukan oleh tenaga medis pria.
Baca Juga:Sarung Tangan Bukan Cuma Gaya, Tapi Jadi Bagian Penting Keselamatan BermotorMengenal Buah Bit: Sejarah, Kandungan Nutrisi, dan Manfaat Kesehatannya yang Menakjubkan
Memahami dampak psikologis dan perubahan perilaku seksual setelah vasektomi sangat penting. Beberapa pria melaporkan efek fisik seperti pembengkakan di area operasi dan rasa lemas pada alat vital. Penelitian juga menunjukkan perubahan fisiologis pada saluran genital bagian proksimal pasca operasi. Rasa nyeri atau ketidaknyamanan setelah vasektomi sering menjadi alasan pria enggan memilih metode ini.
Namun, ada juga pria yang tidak merasa takut menjalani vasektomi karena motivasi dan tekad yang kuat. Meski awalnya muncul kecemasan seperti rasa tegang dan khawatir, perasaan tersebut hilang setelah mereka melakukan hubungan seksual pasca operasi. Mereka melaporkan tidak ada perubahan dalam sensasi atau gairah seksual, bahkan tidak ada rasa takut saat berhubungan intim.
Fakta menarik lainnya adalah pria yang menjalani vasektomi justru mengalami peningkatan frekuensi hubungan seksual, bahkan ada yang mampu ejakulasi dua kali dalam satu malam. Kemampuan seksual mereka bertahan lebih lama dan lebih sering dibandingkan sebelum operasi, yang juga dibenarkan oleh pengalaman pasangan mereka. Gairah seksual meningkat karena tidak ada kekhawatiran akan kehamilan yang tidak diinginkan.
Pembahasan ini sangat berguna untuk menghilangkan mitos bahwa vasektomi menurunkan gairah seksual atau menghilangkan kemampuan ejakulasi. Faktanya, vasektomi tidak memengaruhi performa seksual pria dan tetap memungkinkan hubungan intim yang memuaskan.
(Vionisya Citra)