KBEonline.id – Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan sumber daya alam, termasuk ragam flora unik yang tumbuh di berbagai penjuru nusantara. Sebagai bangsa yang beruntung memiliki kekayaan alam melimpah, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk menjaga dan melestarikannya.
Di antara banyak tanaman yang mungkin masih asing di telinga, ada satu yang menarik perhatian, yaitu tanaman Lobi-Lobi.
Lobi-Lobi adalah tanaman peneduh yang tumbuh di Indonesia dan beberapa negara lain seperti Sri Lanka, Botswana, Kamerun, Republik Demokratik Kongo, Zimbabwe, India, Indo-Cina, dan Cina Selatan.
Baca Juga:Resesi Makin Mengancam, Selamatkan Ekonomi Desa, Pipik Jelaskan Perda Ekonomi Kreatif di Desa KaryamuktiPertolongan Pertama Saat Tersedak: Cara Efektif untuk Mengatasi Tersedak
Di tanah air, tanaman dengan nama ilmiah Flacourtia inermis ini banyak ditemukan di hutan-hutan Maluku dan Minangkabau. Di Minangkabau, buah ini dikenal dengan nama Lubi-Lubi dan biasanya tumbuh liar di kebun atau hutan tropis. Sayangnya, buah Lobi-Lobi kini cukup sulit ditemukan karena jarang dibudidayakan.
Secara morfologi, pohon Lobi-Lobi bisa tumbuh hingga 3-10 meter. Daunnya berbentuk bulat telur berwarna merah muda dengan ukuran panjang 8-20 cm dan lebar 3-15 cm. Buahnya sendiri berukuran kecil, berbentuk bulat menyerupai ceri, berwarna merah tua saat matang, dan memiliki lebih dari satu biji. Lobi-Lobi biasanya mulai berbunga pada Januari-Februari dan buahnya matang antara Mei hingga Juli.
Sekilas, buah Lobi-Lobi mirip dengan ceri, anggur, kersen, atau bahkan plum. Namun, meskipun warnanya merah saat matang, rasa buah ini sangat berbeda dari buah merah lainnya yang umumnya manis. Lobi-Lobi justru memiliki rasa asam yang tajam, bahkan bisa sangat masam hingga membuat mata merem melek saat mencicipinya.
Dibalik rasanya yang unik, Lobi-Lobi ternyata kaya akan antioksidan, terutama senyawa fenol dan flavonoid. Kandungan ini sangat bermanfaat untuk melawan radikal bebas yang dapat membahayakan kesehatan ginjal.
Flavonoid sendiri terkenal sebagai antioksidan yang memiliki sifat antiinflamasi, dapat menurunkan risiko penyempitan pembuluh darah, melindungi dari penyakit Alzheimer, dan bahkan menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 18% jika dikonsumsi secara rutin.
Sayangnya, keberadaan tanaman ini makin langka karena kurangnya budidaya. Padahal, buah Lobi-Lobi bisa dikonsumsi langsung, meski lebih sering diolah menjadi rujak, manisan, atau asinan karena rasanya yang asam. Di beberapa negara, buah ini juga diolah menjadi jeli, sirup, selai, hingga permen.