KARAWANG, KBEonlime.id — Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 dengan menggelar upacara yang dihadiri sivitas akademika pada Selasa (20/5). Dalam amanatnya, Rektor Unsika, Prof. Dr. Ade Maman Suherman, menekankan pentingnya menjadikan momen ini sebagai titik tolak untuk memperkuat peran pendidikan tinggi dalam menjawab tantangan zaman melalui pendidikan yang berdampak langsung bagi masyarakat.
“Peringatan Harkitnas bukan hanya mengenang sejarah, tetapi menjadi refleksi untuk bangkit bersama. Kita di kampus memiliki peran strategis dalam mentransformasikan manfaat pendidikan melalui tridarma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.
Rektor menegaskan bahwa pendidikan yang berdampak adalah pendidikan yang dapat menjawab persoalan sosial, kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan. Hal ini menurutnya selaras dengan semangat 117 tahun kebangkitan nasional, yang harus terus digelorakan oleh kalangan intelektual.
Baca Juga:Kabupaten Bekasi Launching Koperasi Merah Putih, Pertama di Indonesia Koperasi Merah Putih Hadang Laju Pinjol dan Bank Emok di Bekasi
“Dikti berdampak harus jadi semangat kita di Unsika. Kita harus berani keluar dari zona nyaman akademik, dan membawa hasil pendidikan ke tengah masyarakat. Pendidikan tidak boleh hanya hidup di menara gading,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor juga mengajak seluruh dosen dan mahasiswa untuk berperan aktif dalam menyukseskan program-program prioritas pemerintah, termasuk yang tertuang dalam delapan misi Asta Cita dari pemerintahan Prabowo-Gibran, salah satunya Program Makan Bergizi Gratis.
Program tersebut, menurut Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Viada Hafid, yang juga menyampaikan amanat secara nasional, merupakan bagian dari upaya menciptakan generasi unggul dan sehat. Per 9 Mei 2025, tercatat lebih dari 3,4 juta anak telah menerima manfaat program ini, dengan target 82,9 juta penerima hingga akhir tahun.
Selain itu, Meutya menyampaikan bahwa hingga 19 Mei 2025, layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) telah menjangkau lebih dari 4,15 juta orang. Langkah ini dinilai penting untuk menjamin hak kesehatan masyarakat yang setara dan mudah diakses, termasuk melalui pemanfaatan teknologi digital.
Rektor Unsika menilai, program-program tersebut bisa diintegrasikan dalam aktivitas pengabdian masyarakat oleh kampus.
“Kampus bisa mengambil bagian, misalnya dengan penelitian berbasis data dampak gizi atau kolaborasi dalam edukasi kesehatan digital di desa binaan,” ujarnya.