KBEonline.id – Buah beludru yang lebih populer dengan nama buah bisbul (Diospyros discolor), merupakan salah satu buah eksotis yang menjadi ikon Kota Bogor, Indonesia. Meski diyakini berasal dari Filipina, buah ini ternyata masih satu keluarga dengan kesemek (Diospyros kaki) karena sama-sama masuk dalam genus Diospyros. Nama “bisbul” sendiri konon terinspirasi dari bentuk buahnya yang menyerupai bola baseball.
Tanaman bisbul kini tergolong langka dan tumbuh di wilayah tropis beriklim basah, mulai dari dataran rendah hingga menengah. Di Indonesia, buah ini sudah lekat dengan identitas Bogor selama lebih dari seratus tahun, bahkan sejak Kebun Raya Bogor berdiri pada 1817. Tak heran jika masyarakat dan pedagang buah setempat menganggap bisbul sebagai buah khas daerah mereka, apalagi pohonnya yang kokoh dan rimbun kerap dijadikan pohon pelindung.
Di Filipina, bisbul tumbuh liar di hutan dan sering dibudidayakan di pekarangan rumah. Menariknya, tanaman ini hanya butuh waktu sekitar empat bulan dari berbunga hingga berbuah. Pohon bisbul sendiri tidak terlalu tinggi—rata-rata hanya mencapai 15 meter—namun batangnya lurus, keras, dan berwarna cokelat kemerahan hingga hitam. Kayunya yang kuat dan berserat halus sering dimanfaatkan untuk kerajinan seperti gagang pisau, sisir, hingga perabot rumah tangga lainnya.
Baca Juga:Manfaat Buah Bisbul: Si Ajaib untuk Jantung, Imun Kuat, dan Pencernaan LancarManfaat Buah Kecapi untuk Kesehatan: Tingkatkan Imunitas, Atasi Diabetes, dan Lancarkan Pencernaan
Daun bisbul berukuran besar, lebar, dan berwarna hijau gelap, mirip daun tanaman hias. Uniknya, bunga bisbul terdiri dari bunga jantan dan betina. Bunga jantan tumbuh sendiri-sendiri di ketiak daun, sedangkan bunga betina berukuran lebih besar dan tumbuh berkelompok.
Buah bisbul yang juga dijuluki “buah mentega” ini semakin langka dan mulai terlupakan, padahal tampilannya sangat menarik. Saat matang, kulitnya berwarna merah tua bercampur kuning, berbentuk bulat agak pipih, dan seluruh permukaannya diselimuti bulu beludru merah kecokelatan.
Ada dua jenis bisbul: yang tidak berbiji (sering dihargai lebih mahal) dan yang berbiji—namun keduanya tetap menawarkan rasa manis gurih yang unik, bahkan sering disamakan dengan rasa keju atau mentega.
Agar lebih menarik di pasaran, buah bisbul yang sudah dipanen biasanya digosok dengan kain halus untuk membersihkan bulu-bulunya, lalu dicuci dan dikeringkan.