KBEonline.id – Gangguan makan adalah kondisi mental yang ditandai oleh pola makan yang tidak normal dan disertai gangguan emosional. Penderitanya bisa mengalami kebiasaan makan yang terlalu sedikit atau berlebihan, serta memiliki obsesi berlebihan terhadap berat badan atau bentuk tubuh.
Gangguan makan biasanya dicurigai saat seseorang menunjukkan indeks massa tubuh (IMT) yang tidak ideal, perubahan drastis dalam pola makan, atau penurunan berat badan yang cepat. Diagnosis gangguan makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa mengacu pada pedoman resmi seperti Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ-III) atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).
Orang dengan gangguan makan sering menunjukkan tanda-tanda seperti IMT yang terlalu rendah atau tinggi, penurunan berat badan secara tiba-tiba, pembatasan makanan yang mengkhawatirkan keluarga, serta masalah menstruasi atau gangguan endokrin lain yang tidak jelas penyebabnya. Keluhan pencernaan yang sulit dijelaskan juga sering muncul.
Baca Juga:Manfaat Coklat untuk Kesehatan: Dari Jantung Sehat hingga Mood BahagiaMengapa Cokelat Selalu Dibungkus Kertas Emas atau Perak? Ini Alasan Ilmiahnya
Keluarga biasanya melaporkan perubahan perilaku makan yang mencolok, penarikan diri dari lingkungan sosial, dan masalah kesehatan mental lain seperti depresi, kecemasan, atau gangguan obsesif-kompulsif. Penderita juga sering merasa cemas berlebihan tentang berat badan dan penampilan tubuhnya.
Gejala gangguan makan meliputi pembatasan asupan makanan, kesulitan menambah berat badan, distorsi citra tubuh, olahraga berlebihan, cepat merasa kenyang, dan sembelit. Beberapa pasien menunjukkan perilaku makan yang unik, seperti makan sendiri, makan dengan ritme tertentu, atau memotong makanan menjadi potongan kecil sebelum dikonsumsi.
Pada anoreksia nervosa, penderita biasanya melakukan berbagai cara untuk mencegah kenaikan berat badan. Sedangkan pada bulimia nervosa, penderita mengalami siklus makan berlebihan (binge eating) yang diikuti dengan perilaku membersihkan diri (purging) seperti memuntahkan makanan atau menggunakan laksatif dan diuretik secara berlebihan.
Orthorexia nervosa adalah gangguan yang ditandai oleh obsesi berlebihan pada pola makan sehat dan upaya menghindari penyakit, termasuk kelebihan berat badan. Penderita sering kali terlalu fokus pada kandungan kalori dan menghabiskan waktu lama menyiapkan makanan, yang dapat menyebabkan malnutrisi dan kekurangan zat gizi.