KBEonline.id – Sindrom Tourette adalah gangguan neurologis yang disebabkan oleh faktor genetik dan biasanya mulai muncul sejak usia dini. Meski gejalanya bisa bertahan hingga dewasa, intensitasnya seringkali menjadi lebih terkendali seiring waktu.
Orang yang mengalami sindrom ini biasanya menunjukkan kebiasaan unik yang disebut tics, yaitu gerakan atau suara yang terjadi secara spontan dan sulit dikendalikan. Karena sifatnya yang tak terduga, tics seringkali sulit dicegah dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama pada anak-anak yang sudah didiagnosis.
Hingga kini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan sindrom Tourette secara total. Namun, ada beberapa metode pengobatan yang efektif untuk mengurangi frekuensi dan intensitas tics yang dialami.
Baca Juga:Manfaat Coklat untuk Kesehatan: Dari Jantung Sehat hingga Mood BahagiaMengapa Cokelat Selalu Dibungkus Kertas Emas atau Perak? Ini Alasan Ilmiahnya
Karena gejala sindrom Tourette berbeda-beda pada setiap individu, penanganannya juga harus disesuaikan. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengelola sindrom Tourette:
1. Obat Antipsikotik
Obat ini berfungsi menurunkan kadar dopamin yang berlebihan di otak, yang menjadi penyebab munculnya tics baik motorik maupun verbal. Contohnya adalah haloperidol, fluphenazine, risperidone, dan pimozide, yang harus dikonsumsi sesuai anjuran dokter.
2. Suntik Botoks
Selain untuk kecantikan, botoks juga dapat digunakan untuk meredakan gerakan otot yang memicu tics. Efektivitas metode ini bervariasi dan masih terus diteliti lebih lanjut.
3. Obat Anti-Stimulan
Beberapa pengidap Tourette juga mengalami ADHD, yang menyebabkan kesulitan fokus dan perilaku impulsif. Obat anti-stimulan dapat membantu mengatasi gejala ADHD sekaligus mendukung pengelolaan tics.
4. Antidepresan
Antidepresan membantu menyeimbangkan suasana hati dengan mengatur kadar zat kimia otak. Obat seperti fluoxetine, paroxetine, dan sertraline sering digunakan untuk membantu mengurangi gejala yang menyertai Tourette.
5. Obat Anti Kejang
Obat seperti topiramate berfungsi melemaskan otot dan mengurangi gerakan tiba-tiba yang menjadi bagian dari tics, sehingga intensitasnya bisa berkurang.
6. Terapi Kognitif
Bagi yang khawatir dengan efek samping obat, terapi kognitif menjadi alternatif efektif. Terapi ini melatih pengidap untuk mengendalikan gerakan melalui teknik relaksasi, meditasi, dan hipnosis yang membantu mengatur respons bawah sadar otak.
7. Deep Brain Stimulation (DBS)
Baca Juga:Buah Bisbul: Si Beludru Manis Khas Bogor, Buah Langka dengan Segudang ManfaatManfaat Buah Bisbul: Si Ajaib untuk Jantung, Imun Kuat, dan Pencernaan Lancar
Untuk kasus tics yang sangat parah dan tidak merespons pengobatan lain, DBS bisa menjadi pilihan. Prosedur ini melibatkan penanaman elektroda di otak untuk merangsang area tertentu dan mengurangi tics. Namun, terapi ini memiliki risiko seperti pendarahan dan gangguan bicara, sehingga harus dilakukan dengan pertimbangan matang.