Selain itu, Abas menyebutkan bahwa dengan jobfair online ini, waktu para pencari kerja dalam melamar dan memilih perusahaan menjadi lebih panjang dan efisien.
“Kalau offline waktunya terbatas dan apabila yang hadir membludak tentu sangat berdesakan, berbeda dengan online, para pencari kerja memiliki waktu yang lebih panjang,” ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk tahap selanjutnya, setelah perusahaan mendapatkan target jumlah pelamar, mereka akan menutup lowongan dan mulai melakukan seleksi dengan memvalidasi dan memverifikasi berkas lamaran sesuai kualifikasi.
Baca Juga:Tinggalkan Klub Liga Australia, Inilah Alasan Rafael Struick Pilih Gabung Persib BandungCristiano Ronaldo Dapat Tawaran Menggiurkan dari dari Klub Rival Al-Nassr, Apakah Tertarik?
“Biasanya perusahaan menerapkan metode 1:5 atau 1:3, dan jika sudah menemukan beberapa pencari kerja sesuai kualifikasi, akan dilakukan tes,” paparnya.
Abas optimis bahwa melalui jobfair ini, angka pengangguran terbuka yang saat ini masih 8 persen dapat diturunkan. “Angka pengangguran terbuka di Karawang masih 8 persen. Kami yakin dengan adanya jobfair, angka tersebut dapat berkurang,” ungkapnya.
Ia berharap kegiatan jobfair ini dapat dilakukan kembali pada momentum berikutnya dengan partisipasi jumlah perusahaan yang lebih banyak. “Mudah-mudahan jobfair ini dapat digelar lagi di moment lainnya. Dengan persiapan yang lebih panjang, kami harap jumlah perusahaan yang berpartisipasi akan lebih banyak lagi,” tutup Abas. (Siska)